Aku tak menduga bahwa gadis impianku, Sherly, berada di kantor dosen ini. Sungguh kejutan luar biasa. Baru saja aku mencari alamatnya di bagian kemahasiswaan fakultas, ternyata aku malah dipertemukan di kantor. Tak terkira bahagiaku meski di hatiku masih ada pertanyaan yang mengganjal. Masihkah ada kesempatan untukku melabuhkan cinta di hatinya. Apakah dia masih sendiri?
Aku mendekati gadis impianku yang sedang duduk bersama bu Sri, dosen senior di kampus. Rasa terkejut tak bisa kusembunyikan.Â
"Lho...kamu, Sher..? Sudah lama di sini?"
Dia hanya mengangguk. Tampak senyum khasnya. OMG. Rasanya dadaku jadi bergemuruh.Â
" Mbak Sherly ini ngakunya legalisir ijazah, mas...", Timpal pak Widi menggodaku.
"Ooo... legalisir..."Â
Deg... Hatiku deg-degan juga. Buat apa legalisir ijazah? Apa untuk urusan menikah? Ahhhh... buru-buru aku menghalau kegalauanku.
Bu Sri meninggalkan kami berdua dan menuju meja kerjanya. Aku mengubah tempat dudukku. Aku duduk di sebelah kirinya. Aku bingung mau bertanya apa.
"Gimana kabarnya, Sher?"Â
Aku basa-basi bertanya untuk menghilangkan rasa grogiku.