Akhirnya aku lulus juga. Wisuda. Menyusul teman-teman yang sudah lulus duluan. Bagiku tak ada kata terlambat.
Orangtuaku begitu bersyukur melihatku mengenakan toga dan jubah wisuda. Tujuh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk menempuh kuliah S1.
Senyum mereka merekah. Aku sangat bersyukur. Meski wisudaku sama sekali tak didatangi teman-teman kuliah seangkatanku.
Sehabis wisuda aku mencoba mendaftar lowongan dosen kontrak di almamaterku. Dengan modal nekat saja. Andai aku bisa menghubungi si lesung pipi, pastilah dia bisa lolos pada seleksi itu. Tapi sayangnya aku tak punya kontak WAnya. Beberapa bulan setelah dia wisuda, sepertinya dia ganti nomor kontak.
Seleksi administrasi dan tertulis sudah ku lalui dan lolos. Tinggal tes wawancara saja. Ahhhh... lagi-lagi aku ketemu Andro.Â
Pada tes wawancara itu dia tampak sangat percaya diri bisa lolos. Tak seperti aku. Aku sadar kalau aku kuliah saja memakan waktu 7 tahun, sementara dia tak sampai 4 tahun. Hanya keajaiban yang bisa membuatku lolos di tes terakhir itu.
**
Pengumuman hasil tes wawancara sekaligus hasil seleksi dosen kontrak di kampus tiba. Aku tak berusaha mencari informasi di kampus maupun di web kampus. Aku sudah merasa tak mungkin menjadi seorang dosen. Lulus saja baru dua bulan yang lalu.
Tetapi tak ku sangka, dosen pembimbing skripsiku mengirimkan WA untukku.
"Selamat, mas Gesang. Selamat bergabung di kampus. Semoga bisa membantu dan lebih memajukan fakultas kita", begitu WA dosenku, pak Widi.
Aku tak mempercayai WA itu. Akhirnya aku mengecek web kampus. Dan benar, namaku terpampang di hasil tes dosen kontrak. Sungguh luar biasa rezeki yang ku dapatkan. Orangtuaku pasti bahagia.