Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Pengakuan Hati

9 Juli 2019   01:10 Diperbarui: 9 Juli 2019   02:31 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah Husna semakin kesal dengan pertanyaanku. 

"Dulu sudah kubilang ke kamu kan, Put? Kamu masih nggak percaya?"

Ayah Husna menggelengkan kepala demi mendengar pertanyaanku. Dia beranjak dari bangku kursi di bawah pohon cemara, lalu menuju ke salah satu spot foto gratis. Aku menyusulnya. Kuhampiri ayah putriku itu.

"Mas... Mas masih ingin aku cerita atau nggak? Kalau nggak, kita lebih baik pulang saja..." 

"Kita tetap di sini, Put. Cerita saja. Tapi sekali lagi jangan tanyakan tentang anak itu. Jawabanku sama, dia bukan anakku..."

"Bukan anakmu tapi pasti sudah dekat denganmu kan, mas? Tresna jalaran saka kulina. Akui saja. Hati mas pasti juga seperti itu. Tadinya tak suka jadi jatuh cinta..."

Aku mencoba mencairkan kekesalan ayah Husna. Kugoda dia dengan pertanyaan itu. 

"Alaahhh..ujung-ujungnya kamu cemburu begitu, Put. Kelihatan banget...hahaa..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun