Ayah Husna semakin kesal dengan pertanyaanku.Â
"Dulu sudah kubilang ke kamu kan, Put? Kamu masih nggak percaya?"
Ayah Husna menggelengkan kepala demi mendengar pertanyaanku. Dia beranjak dari bangku kursi di bawah pohon cemara, lalu menuju ke salah satu spot foto gratis. Aku menyusulnya. Kuhampiri ayah putriku itu.
"Mas... Mas masih ingin aku cerita atau nggak? Kalau nggak, kita lebih baik pulang saja..."Â
"Kita tetap di sini, Put. Cerita saja. Tapi sekali lagi jangan tanyakan tentang anak itu. Jawabanku sama, dia bukan anakku..."
"Bukan anakmu tapi pasti sudah dekat denganmu kan, mas? Tresna jalaran saka kulina. Akui saja. Hati mas pasti juga seperti itu. Tadinya tak suka jadi jatuh cinta..."
Aku mencoba mencairkan kekesalan ayah Husna. Kugoda dia dengan pertanyaan itu.Â
"Alaahhh..ujung-ujungnya kamu cemburu begitu, Put. Kelihatan banget...hahaa..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H