Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuterkenang

28 Juni 2019   06:17 Diperbarui: 29 Juni 2019   03:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Bintang Hargodumilah Patuk GK. Pict:viewjogja/IG

"Ibu, pulang diklat kapan dan pukul berapa? Husna sudah kangen..."

Putriku mengirimkan pesan itu siang ini. Memang beberapa hari ini dia tinggal bersama ayah dan juga ibu barunya. Semula dia tak mau tinggal di sana. Tetapi karena aku harus menjalani diklat 10 hari di Yogyakarta. 

Tak terlalu jauh dari tempat tinggalku, Wonosari. Hanya membutuhkan waktu perjalanan satu jam-an. Namun karena diklat dilaksanakan sampai malam, aku tak mungkin pulang. 

Resiko juga kalau pulang. Medan yang kulalui cukup ramai, malah kadang macet di daerah Patuk, mana jalanan berliku-liku. Cukup berbahaya kalau nekat pulang setiap malam. Aku sendiri sudah merasa kalau tak seperti ketika kuliah dulu. 

Dulu aku dengan santai nglajo kuliah meski kuliah sampai malam. Tak ada rasa takut atau khawatir kalau di jalan terjadi sesuatu. Itu karena setiap pulang kuliah, dalam perjalanan ke Wonosari, pasti dikawal oleh pengendara lain. Dia tak peduli meski aku tak bisa menyalip kendaraan bermotor lain, bus antar kota, truk dan lainnya. 

Kalau lelaki biasanya dengan santai menyalip kendaraan lain tanpa peduli jalan ramai atau tidak. Nah itulah, aku sendiri sampai tak mengerti kenapa aku bisa punya pengawal setiap malam. 

Aku tak pernah tahu siapa dirinya. Aku hanya hafal motornya saja. Wajahnya pun tak pernah kulihat. Dia selalu mengenakan masker, tak sepertiku yang kadang lupa dalam meletakkan atau menyimpan maskerku. Itulah jeleknya aku. Aku seperti tak menyayangi paru-paruku. Hidung selalu menghirup udara tercemar di perjalanan. 

Aku baru tahu siapa pengawalku itu ketika aku terpaksa harus mampir di warung makan karena lapar mendera. Dia juga ikut menepikan motornya. 

Terus terang aku merasa tersanjung juga. Seolah punya penggemar rahasia. Hahah... Di saat aku memarkir motorku, dia juga memarkir motornya di sebelahku. Deg deg plas juga. Akhirnya aku bisa tahu siapa lelaki yang setiap malam mengawalku. H2C. Harap-harap Cemas. Jangan-jangan dia om-om genit. Ihhhh... bergidik juga bayanginnya. 

Tanpa sadar ternyata dia memperhatikanku ketika mencoba menghalau pikiranku yang aneh. 

"Ada apa, mbak?Mbak lihat sesuatu yang mengerikan ya? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun