Tak terasa, detik demi detik waktu berjalan begitu cepatÂ
Hingga detik ini tepat empat lebaran kau tak hiraukanku
Entah ada apa dengan hatimu, takutkah, marahkah, malukah kau memilikiku sebagai saudaramu?Â
*
Ingatanku melayang ke masa empat tahun yang lalu
Semua terasa indah
Namun egomu juga egoku buat kita menjadi dingin, perang batin
Kumengalah, ingin menyelami hatimu lagi
Menghindar, itu yang kau lakukan
*
Saudaraku,Â
Kutelah mengikhlaskan segala ucapmu, yang kau tujukan padaku, yang melesat, menghujam batinkuÂ
Bahkan ketika kau anggap tak ada sisi baik dariku
Aku ikhlas
Namun apakah kau kan bertahan dengan sikapmu?Â
Takkah kau tahu, kau butuhkanku suatu saat
Kubutuh kau juga suatu saat
Lalu jika kini, di hari yang fitri ini, tak juga cair bongkahan es di hati
Bagaimana cara sapa jika nanti kau butuh aku, kubutuh dirimu?Â
*
Saudaraku,Â
Kita terlahir bukan dari rahim yang sama
Namun kucintaimu karenaNya
Di hari raya ini, kutitipkan salam rinduku
Juga salam maafku
Kutakkan lelah tuk dapatkan kata maafmu
Bukalah pintu maafmu, seperti telah kubuka pintu maaf untukmu, saudaraku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H