Ketika kecewa melandaÂ
Tak karuan hati, ucap lakuku tak terkendaliÂ
Ya... emosi memenangkan hatiÂ
Di saat itu, kubutuh sentuhan kasihmu
Bukan luapan amarahmu, apalagi siksamu
*
Kubutuh rengkuhan dan rindukan ayomanÂ
Karena di saat emosi merajai hatiku,Â
Lemah hatikuÂ
Sentuhan dan kasih sayang menguatkankuÂ
Harusnya kau pahami itu
*
Kenyataannya, tak ada jiwa kasih darimuÂ
Tak kau tempatkan dirimu sebagai sosok dewasaÂ
Ucap dan lakumu tak lebih dari jiwa kekanakan
Untuk apa sekarang kau yakinkan tuk kuberi kesempatan?Â
Jika hatiku lebih hancur tak berbentuk, ragaku pun turut merasa luluh lantakÂ
*
Bentuk cinta apa yang kau tawarkan, jika sudah semaikan luka, luka dan lukaÂ
Cukuplah semua itu menjadi tanda, bukan cintaÂ
Cinta yang menurutku menyiksa lahir batinku
Maaf kutak bisa menerimamu, meski janji surga terucap dari bibir indahmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H