Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Wacana Impor Guru, Sudahkah Pikirkan 4 Hal Ini Lebih Dulu?

12 Mei 2019   02:17 Diperbarui: 12 Mei 2019   08:00 1948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RTM) terkait Kesiapan Perluasan Penyaluran Bantuan pangan Non-Tunai (BPNT) Tahap IV November 2018, di Jakarta, Kamis (8/11/2018).(Dok. Humas Kemenko PMK)

2. Bagaimana nasib guru honorer, yang telah sekian lama mengabdi? Hal ini patut dipertimbangkan. Mereka, meski berawal dari kesadaran bahwa status honorer dalam urusan kesejahteraan pasti kurang. Namun kita tidak boleh menutup mata dan hati akan derita mereka. 

3. Adakah di tangan guru impor jaminan kualitas pendidikan akan meningkat tajam? Jika input pendidikan masih kurang, anak didik tak semangat belajar maka jelas bahwa impor guru yang diwacanakan oleh Puan Maharani tidak menjamin pendidikan yang berkualitas. Dalam hal ini dunia pendidikan membutuhkan guru yang bisa menjadi motivator bagi siswanya. 

4. Berapa anggaran yg harus dikeluarkan utk menggaji mereka? Uang darimana? Nambah hutang? Kenapa tidak digunakan utk menambah kesejahteraan guru-guru yg masih honorer? 

***

Keempat pertanyaan itu memang wajar muncul di kepala kita. Bagaimanapun guru banyak yang merasa terluka perasaannya. Apalagi guru honorer yang ketugasannya sama dengan guru PNS namun kesejahteraan tak lebih dari pegawai atau karyawan pabrik. 

Jika memang guru di Indonesia masih banyak yang jauh dari kata kualitas baik, bukankah itu masih bisa dibenahi? Membenahi kualitas pendidikan bisa dimulai dengan cara memperbaiki sistem rekrutmen guru selama ini. 

Guru harus benar-benar berkualitas. Selain itu perlu juga diadakan pelatihan-pelatihan khusus agar mutu guru yang selama ini "dianggap" kurang bisa memenuhi standar. Pelatihan ini harus berkualitas dan rutin dilaksanakan. 

Yang tak kalah pentingnya adalah mengubah mindset guru yg selama ini mengajar sekedar mentransfer ilmu, namun mengabaikan nilai-nilai manusia yg sesungguhnya. Dibutuhkan pendidikan yg memanusiakan manusia, dengan mengedepankan olah rasa, dan olah hati. Ya meski sikap memanusiakan manusia masih terbentur pada banyaknya materi pelajaran yang tak tersampaikan. 

Hasil didikan dari guru yang memanusiakan manusia pada akhirnya akan menghasilkan pemimpin yang selalu berfikir dengan hati yang bening dan penuh perasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun