Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surprise Party

30 April 2019   15:54 Diperbarui: 10 November 2019   00:38 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku pulang lebih awal. Mas Widi bertambah usia. Rencananya aku ingin membuat surprise party. 

Semalam bolu rainbow sudah kubuat. Tinggal kuhias saja. Dan maksud hati bolu itu akan kuhias selepas pulang kerja. 

Baru saja aku sampai rumah. Seperti biasa rumah masih sepi. Mas Widi sampai rumah menjelang Isya. Kalau ditanya apa aku tak ingin segera memiliki momongan, semua kupasrahkan pada Allah saja. Toh usia pernikahanku dan Mas Widi juga belum ada setengah tahun. 

Kusegera berganti baju dan menuju dapur untuk mendandani bolu biar menjadi kue ulang tahun spesial buat mas Widi. Alangkah kagetnya aku, bolu itu sudah tak ada di meja makan. Kucoba mengingat-ingat lagi, di mana aku meletakkannya. 

Di meja makan tak ada. Kucari di kulkas, lemari makan, tempat perabotan dan tempat-tempat yang sekiranya tak mungkin kugunakan untuk menyimpan kue bolu, tetap ku cek. Tetap nihil. Kue itu tak kutemukan. 

Antara sedih, kesal, kecewa, capek jadi satu. Nano-nano rasanya. Heranku kenapa kue yang kumasukkan ke kotak itu tak bersisa. Kalau mas Widi tak mungkin menghabiskannya sendiri. Apalagi dia tadi berangkat kerja lebih pagi dari biasanya. Aku berangkat kemudian. 

Karena tak ketemu akhirnya aku berencana membuat ganti kue ulang tahunnya dengan tumpeng mini. Ah...dua hari aku tak belanja sayuran. Kubuka kulkas, dan benar di sana hanya ada bayam dan tomat. Bumbu dapur pun sudah tak lengkap lagi. 

Aku menyerah. Sudahlah. Tak perlu surprise party buat mas Widi. Cukup didokan saja biar rezekinya lancar dan bisa menjadi imam yang baik. 

**

Pukul 20.15. Mas Widi belum juga sampai rumah. Ah... aku jadi menyesal, kenapa aku tak menerima HP yang sudah dibelikan mas Widi untukku. Akhirnya di saat seperti ini aku sendiri yang jadi kepikiran. Tak bisa mengirim pesan, telpon ataupun video call. Jangan-jangan mas Widi kenapa-kenapa di jalan atau ada acara mendadak. 

Waktu terus merambat, sementara mataku sudah tak kuat menahan kantuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun