"Kamu sengaja ngadain acara ke sini kan, Yo? Ngaku aja!", tanyaku sewot.Â
Tio tertawa.Â
"Kalau iya kenapa? Kan kita seneng-seneng. Terutama aku sama kamu...", ucapnya cuek.Â
Aku berharap bisa lekas sampai dan bisa menumpahkan kekesalanku. Ternyata tanjakan jalan untuk ke Tebing Breksi sangatlah panjang. Jadi terasa lama untuk sampai ke tempat itu.
Kalau mau ke sana, bisa dengan mengikuti arah menuju ke Candi Prambanan terlebih dahulu. Selanjutnya, setelah sampai di pertigaan pasar Prambanan, bisa langsung belok kanan untuk mengambil arah yang menuju ke Piyungan. Nah dari pasar menuju ke Tebing Breksi ini hanya sekitar 3 km.Â
***
Di Tebing Breksi.Â
Aku bergabung dengan teman lainnya setelah protes sama Tio. Sayangnya dia tak merespon protesanku.Â
Kami menuju sisa-sisa batuan breksi yang tidak ditambang. Di sebelah timur ada batuan yang kulihat sekilas seperti kapal. Teman-teman semangat naik lewat anak tangga yang sempit.Â
Keringat dingin muncul ketika aku mencoba ikut naik. Namun aku menyerah. Aku turun sendirian. Kulihat ukiran naga di sisi kiri anak tangga.  Kuabadikan keindahannya  lewat HP. Lalu aku tunggu teman-teman di dekat kolam di sekitarnya.Â