Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Hati

24 April 2019   09:20 Diperbarui: 10 November 2019   00:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpaksa kali ini aku hanya berdiam diri di UKS sekolah tempatku praktek mengajar. Kepalaku terasa berat. Perut mual. Keringat dingin membanjiri tubuhku. 

Untung saja di UKS memiliki stok obat penurun panas, paracetamol. Setelah aku mengisi perut dengan roti yang dijual di kantin sekolah, aku segera meminum obat itu. Harapanku suhu tubuh segera normal dan bisa bergabung dengan teman-teman yang saat ini sedang unjuk muka di kantor guru. 

Mataku benar-benar panas. Kucoba pejamkan mata tapi tak bisa. Sungguh tak enak sendirian dalam kondisi sakit seperti ini. 

Petugas UKS menyambangiku. Beliau sangat ramah. Aku menanyakan apakah di UKS tersedia balsem atau minyak kayu putih. Alhamdulillah ternyata ada. Aku meminta minyak itu. Segera ku cek uang logam di dompetku. Ya... di saat masuk angin parah seperti ini jalan satu-satunya aku kerikan. 

"Saya bantu keroki ya, mbak. Kasihan mbak Ira sampai pucat pasi gitu..", ucap petugas UKS itu. 

Setelah dikeroki alhamdulillah tubuhku terasa lebih enak. Akhirnya ku bisa tidur. 

***

Pukul 10.13

Aku terbangun. Kulihat di UKS sudah ada Hida, Fira yang menungguiku. Sedangkan teman lainnya sedang praktek mengajar dan tugas di meja piket. 

Aku bangun dan duduk di dipan UKS. Meski masih agak nggliyeng tapi sudah mendingan. 

"Gimana praktek mengajarnya, Fir, Da..?"

"Aku masih jam terakhir nanti, Ra", jawab Fira. 

"Kalau aku sih ya nggak terlalu bagus. Banyak coretan di RPPku..."

Aku tersenyum. 

"Nggak papa, Da. Dengan coretan itu kita bisa tahu kesalahan dan berusaha memperbaikinya kan?", komentarku. 

"Eh, Ra. Kami ke meja piket dulu ya. Tio dan Ali mau ke sini. Gantian. Mereka pingin ngerti kondisimu.."

***

"Kamu ke mana aja, Ra? Kami sampai sini kok kamu nggak ada. Bikin kuatir, tahu nggak?", tanya Tio. 

"Iya nih, Ra. Kukira kamu diculik. Kan ngeri...", sahut Ali. 

Aku tersenyum. 

"Maaf. Aku ke kamar mandi tadi. Terlalu banyak minum jadi y gitu deh..."

"Kamu dah baikan kan, Ra?", tanya Ali. 

Aku mengangguk. 

"Syukurlah. Tuh... Tio dari tadi galau berat..", terang Ali. 

"Ah... siapa bilang? Nggak usah percaya, Ra. Dia tuh bohong. Wong aku nggak galau kok..."

"Nggak galau tapi pingin nunggui Ira di sini kan?", goda Ali. 

Aku tertawa kecil. 

"Nggak bohong juga nggak papa kok, Yo...", sahut Ali lagi. 

"Kalian tuh pada ngapain. Udah nggak usah bertengkar. Kayak Tom and Gerry aja...", komentarku melihat kelakuan mereka berdua. 

Tak pernah kumelihat dua lelaki yang ngobrolnya hanya asal. 

"Aku tuh temen sejurusan kamu. Sudah hafal sama tingkah polahmu. Pokoknya bahasa tubuhmu tak bisa bohong. Hahaha...", Ali tergelak. 

"Santai saja. Aku rahasiakan dulu hubungan kalian. Oke!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun