Jelang praktek mengajar tim KKN PPL kami menjadi lebih sibuk. Biasanya banyak yang bangun tidur pukul 06.00, sekarang tak lagi. Pukul 06.30 kami harus sudah standby di sebuah SMP tempat praktek mengajar yang ditunjuk kampus. Mau tak mau kami bangun tidur lebih awal, meski bagiku bukan hal baru.Â
Tapi payahnya, di saat jelang praktek mengajar badanku malah tak karuan. Begitu selesai mandi kurasakan tubuhku menggigil. Aku berlari menuju kamar, kuraih selimutku. Berharap tubuhku menjadi lebih hangat. Kepalaku terasa berat kali ini.Â
Aku tak bisa langsung bersiap-siap mengenakan pakaian putih dengan rok hitam. Pakaian khas untuk kegiatan PPL. Setelah badanku sudah hangat, aku menuju meja makan.Â
"Kamu pucat begitu, Ra. Kamu sakit?" tanya Hida padaku.Â
"Mungkin kecapekan, Da. Kurang tidur. Semoga habis makan bisa lebih fit. Siapa tahu cuma karena kelaparan...", jawabku sekenanya. Ucapan untuk menghibur diriku sendiri sebenarnya. Aku sadar, suhu tubuhku lebih panas dari biasanya. Sayangnya aku tak punya stok obat penurun panas.Â
***
Kami bersiap- siap menuju sekolah. Tapi tubuhku tak bisa berbohong kalau baru dalam kondisi sakit. Perutku menjadi mual. Aku segera menuju kamar mandi. Di sana seluruh makanan yang kusantap keluar semua.Â
Di luar kamar mandi kudengar Fira mengetuk-ngetuk pintu sambil menanyakan keadaanku. Rasanya aku ingin menyerah untuk kegiatan hari ini. Tapi karena aku ingat kalau hari ini merupakan hari pertama unjuk muka di tempat praktek mengajar, Â kulawan rasa itu.Â
Aku menuju teras depan. Teman-teman menungguku di sana.Â
"Kamu yakin ikut berangkat, Ra?", tanya Hida.Â
Aku mengangguk lemah. Ah... nanti jam istirahat aku harus ke apotek.Â