Setelah pencoblosan yang dilakukan secara serentak kemarin, sekarang menyisakan rasa penasaran masyarakat akan hasil perolehan suara. Terutama hasil penghitungan kertas suara Presiden dan Wakil Presiden.Â
Baiklah, meski merasa penasaran dan galau kita mungkin harus sedikit bersabar dan berlapang dada ketika melihat hasil quick count perolehan suara 01 dan 02. Sabar dan berdoa, semoga pemimpin Indonesia adalah sosok yang amanah, ngayomi seluruh rakyat, dan benar-benar menjiwai makna Pancasila.Â
Di balik pesta demokrasi itu, kita mungkin sedikit melupakan peran dan perjuangan para pejuang demokrasi yang membantu KPU dalam kelancaran hajat pesta demokrasi. Mulai dari Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) perjuangannya sangat luar biasa.Â
Mulai dari pendataan DPT yang dari waktu ke waktu harus di-update jumlahnya akibat kematian, pindah TPS, dan sebagainya. Bahkan seorang teman saya yang juga menjadi PPK sampai pusing karena harus update data. Sampai saya bertanya, "Ini sebenarnya sudah mau Pemilu atau belum tho, Bu? Kok dari tahun kemarin masih saja kurang siap dari DPT, kertas suara dan sebagainya..."
Teman saya memberikan keterangan yang kurang lebih seperti yang saya tuliskan di awal. Kematian, beda KTP, harus di-update terus. Seorang teman lain yang pada Pemilu sebelumnya juga menjadi PPS merasakan bahwa pemilu kali ini cukup ribet. Sampai junior saya di kantor merasa kapok karena mendaftar menjadi PPS.Â
Menjadi PPS, PPK maupun KPPS bahkan sampai KPU pusat sungguh harus mengorbankan banyak hal.Â
Waktu bercengkerama bersama keluarga menjadi tersita
Akibat pekerjaan yang tak kunjung final. Saudara saya yang kebetulan suaminya juga menjadi PPK sampai bicara, "kono omah-omah neng kelurahan wae mas...". Untung saja selama menjalankan tugas sebagai PPK anak istri sehat.Â
Saudara saya yang menjadi anggota KPPS saja sampai harus menitipkan buah hatinya yang berusia 4 tahun ke budhenya. Sampai H+1 pun mereka belum bertemu. Untungnya si anak tidak rewel. Melihat keadaan ponakan saya itu juga rasanya kasihan.Â
Waktu istirahat berkurang sehingga kesehatan juga menurun
Apalagi mendekati hari H Pemilu. Begadang untuk penyaluran logistik, persiapan TPS, memantau jalannya pemilu di TPS. Benar-benar menguras tenaga dan pikiran.Â
Waktu untuk shalat juga sampai tertunda
Tetangga saya yang menjadi anggota KPPS di TPS dusun sebelah bercerita untuk shalat maghrib saja harus dijamak dengan shalat Isya. Padahal aturannya shalat jamak hanya untuk musafir.Â
Terbengkalainya tugas pokok
Bukan rahasia lagi para pejuang demokrasi lemburan sehingga kesehatan menurun. Akibatnya ketugasan pokok entah di instansi sekolah, atau perkantoran agak terbengkalai.Â
Terbengkalainya tugas pokok pada akhirnya menyebabkan para siswa di instansi sekolah juga kurang mendapatkan layanan pembelajaran. Padahal waktu-waktu ini untuk siswa kelas VI dan IX di tingkat dasar baik SD maupun SMP akan mengikuti USBN dan UN atau UNBK.Â
Kita berharap perjuangan para pejuang demokrasi benar-benar tidak sia-sia, Â mendapatkan wakil rakyat yang amanah, pemimpin yang amanah. Semoga mereka diberkahi kesehatan dan kembali menjalankan tugas pokoknya dengan baik serta bercengkerama bersama keluarga yang selalu dirindukan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI