Bimbel Apa Nggak?

Bagaimana menyikapi ikut sertanya anak dalam bimbel? 

Melihat beberapa alasan keikutsertaan anak dalam bimbel tentu dalam menyikapi juga harus bijak. Kita tak bisa menghakimi mereka. 

Kita paham bahwa tak semua orangtua mampu mendampingi anak dalam belajar. Ada kecenderungan bahwa anak akan lebih mematuhi guru atau tentor. Oleh karenanya anak akan enggan dibimbing orangtuanya. Meskipun orangtuanya berprofesi sebagai guru. 

Kalaupun memiliki ilmu tapi terkadang waktu untuk membersamai anak juga terbatas. Waktu kerja sangat menyita dan habis di kantor atau tempat kerja. Orangtua berpikir lebih baik jika waktu di rumah untuk bersantai bersama di rumah. 

Apalagi kalau anak memang berkeinginan untuk ikut bimbel karena memiliki keinginan besar bisa masuk sekolah favorit. Maka tak ada salahnya jika anak ikut bimbel. 

Hanya saja ada hal yang harus dipersiapkan oleh orangtua sebelum mengikutsertakan anak ke bimbel. Biaya. Kita tahu sendiri biaya untuk masuk bimbel juga cukup mahal. 

Bagi orang yang berada mungkin biaya tak terlalu dipikirkan. Akan tetapi bagi keluarga yang ekonominya terbatas maka harus menyisihkan uang begitu anak mendekati kelas VI, IX atau XII. Agar ketika masuk kelas tersebut anak ingin bimbel maka orangtua tak perlu pusing memikirkannya. 

Bimbel atau tidak itu perkara pilihan, tak harus diikuti. Tetapi jika dirasa perlu demi lancarnya dan capaian hasil UN lebih baik maka bimbel bisa menjadi alternatif yang baik.