Ah... saya jadi ingat. Tadi saya mengawasi ujian sekolah non USDA, IPS. Saya lihat secara sekilas dari jawaban yang dituliskan para siswa. Ternyata jawaban mereka masih banyak yang melenceng. Padahal materi sudah disampaikan, ringkasan materi sudah diberikan juga. Latihan soal juga sudah diberikan. Â Mengapa mereka sulit mengerjakan soal-soal tadi?Â
"Bu... lha materinya banyak. Dari kelas IV...", begitu keluh anak tadi.Â
"Lha kan sudah saya bilangi dari dulu kan? Ujian di kelas VI itu materinya dari kelas IV. Apa nggak dipelajari?"
Siswa tadi hanya menggelengkan kepala. Saya ingat akan ringkasan materi yang saya buatkan dan saya bagi secara gratis di kelas V eh ternyata itu tak disimpan, apalagi dibaca.Â
Saya beristighfar. Benar, saya merasa gemas dan prihatin. Siswa tak mau belajar di rumah, hanya bermain dan pegang gadget. Pegang gadget pun saya yakin bukan untuk belajar. Tapi hanya YouTube-an dan nge-game atau bersosmed seperti WA atau FB.Â
Kalau seperti itu rasanya sedih dan kecewa juga. Apalagi kalau nanti pihak dinas terkait menyalahkan guru atau sekolah. Padahal guru sudah semaksimal mungkin untuk melayani dan mendidik siswa. Kalau siswa gagal atau UNnya kurang berhasil atau nilainya rendah siapa yang akan disalahkan?Â
UN atau Ujian Penelusuran Bakat?Â
Pada akhirnya melihat dilema pendidikan baik di instansi resmi maupun bimbel serta keluhan para siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal UN maka sudah saatnya pendidikan benar-benar diperhatikan.Â
Sukowati Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Universitas Negeri Yogyakarta mengatakan dalam tulisannya bahwa ujian nasional justru memberi beban mental untuk siswa.Â
Siswa tidak dapat berkembang untuk mengolah potensi yang dimiliki karena harus belajar dan terus belajar sehingga membuat mereka jenuh. Dan pada akhirnya, apa yang disampaikan oleh guru tidak bisa diterima akal. Belum lagi ketika siswa tidak lulus ujian nasional, masalah baru akan timbul.
Bahkan beberapa tahun lalu ada seorang siswa SMA yang menuliskan surat terbuka untuk Mendikbud agar mau mengerjakan soal UN yang baru saja dikerjakannya. Tahun ini pun akun medsos Kemdikbud juga diserbu para siswa yang protes dengan soal UN yang sulit.Â
Jika ada usulan atau ide UN dihapus dan diganti dengan ujian penelusuran bakat dan minat mungkin jalan tersebut bisa menjadi solusi. Siswa yang sudah mendapat ujian penelusuran bakat dan minat nantinya akan belajar lebih terarah dan enjoy. Dengan begitu hasil belajar mereka akan lebih maksimal.Â