Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Guru Ketika Masa Ujian Sekolah/Ujian Nasional Tiba

9 April 2019   11:49 Diperbarui: 9 April 2019   13:00 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: harianjogja.com

Ah... saya jadi ingat. Tadi saya mengawasi ujian sekolah non USDA, IPS. Saya lihat secara sekilas dari jawaban yang dituliskan para siswa. Ternyata jawaban mereka masih banyak yang melenceng. Padahal materi sudah disampaikan, ringkasan materi sudah diberikan juga. Latihan soal juga sudah diberikan.  Mengapa mereka sulit mengerjakan soal-soal tadi? 

"Bu... lha materinya banyak. Dari kelas IV...", begitu keluh anak tadi. 

"Lha kan sudah saya bilangi dari dulu kan? Ujian di kelas VI itu materinya dari kelas IV. Apa nggak dipelajari?"

Siswa tadi hanya menggelengkan kepala. Saya ingat akan ringkasan materi yang saya buatkan dan saya bagi secara gratis di kelas V eh ternyata itu tak disimpan, apalagi dibaca. 

Saya beristighfar. Benar, saya merasa gemas dan prihatin. Siswa tak mau belajar di rumah, hanya bermain dan pegang gadget. Pegang gadget pun saya yakin bukan untuk belajar. Tapi hanya YouTube-an dan nge-game atau bersosmed seperti WA atau FB. 

Kalau seperti itu rasanya sedih dan kecewa juga. Apalagi kalau nanti pihak dinas terkait menyalahkan guru atau sekolah. Padahal guru sudah semaksimal mungkin untuk melayani dan mendidik siswa. Kalau siswa gagal atau UNnya kurang berhasil atau nilainya rendah siapa yang akan disalahkan? 

UN atau Ujian Penelusuran Bakat? 
Pada akhirnya melihat dilema pendidikan baik di instansi resmi maupun bimbel serta keluhan para siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal UN maka sudah saatnya pendidikan benar-benar diperhatikan. 

Sukowati Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Universitas Negeri Yogyakarta mengatakan dalam tulisannya bahwa ujian nasional justru memberi beban mental untuk siswa. 

Siswa tidak dapat berkembang untuk mengolah potensi yang dimiliki karena harus belajar dan terus belajar sehingga membuat mereka jenuh. Dan pada akhirnya, apa yang disampaikan oleh guru tidak bisa diterima akal. Belum lagi ketika siswa tidak lulus ujian nasional, masalah baru akan timbul.

Bahkan beberapa tahun lalu ada seorang siswa SMA yang menuliskan surat terbuka untuk Mendikbud agar mau mengerjakan soal UN yang baru saja dikerjakannya. Tahun ini pun akun medsos Kemdikbud juga diserbu para siswa yang protes dengan soal UN yang sulit. 

Jika ada usulan atau ide UN dihapus dan diganti dengan ujian penelusuran bakat dan minat mungkin jalan tersebut bisa menjadi solusi. Siswa yang sudah mendapat ujian penelusuran bakat dan minat nantinya akan belajar lebih terarah dan enjoy. Dengan begitu hasil belajar mereka akan lebih maksimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun