Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Di tangannya kelak bangsa ini dipegang dan dimajukan. Merekalah tumpuan kejayaan bangsa Indonesia di mata dunia.Â
Anak yang merupakan kebanggaan keluarga akan mengalami berbagai hambatan yang berhubungan dengan tumbuh kembang mereka baik secara fisik serta psikologisnya. Virus yang sangat cukup berbahaya bagi anak saat ini adalah gadget.Â
Anak yang semula begitu keranjingan tayangan televisi mulai beralih pada gadget. Hal ini sebenarnya tak sepenuhnya merupakan kesalahan anak. Anak terbiasa melihat orangtua atau orang dewasa lainnya yang berada di sekitarnya. Mereka hanya meniru dan tertarik dengan kebiasaan orangtua atau orang dewasa di sekelilingnya.Â
Oleh karenanya untuk mengurangi dampak buruk dari virus gadget ini maka ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Apalagi ditinjau dari kesehatan, dari seringnya "mengonsumsi" gadget maka kesehatan mata bisa terganggu akibat radiasi.Â
Tanggungjawab Orang tua
Pendidikan pertama yang didapatkan anak adalah berasal dari orangtua. Ini tak dapat dipungkiri. Orangtualah yang bertanggung jawab atas karakter, perbuatan anak termasuk kecintaan anak terhadap gadget.Â
Anak pastinya tertarik dengan gadget karena mereka terbiasa melihat orangtuanya asyik mengutak-atik gadgetnya. Apalagi anak dikenalkan dengan video yang tadinya mungkin bertujuan untuk menghibur anak agar tidak rewel. Akan tetapi langkah ini sebenarnya tidak tepat. Secara tak sengaja orang tua meracuni anak dengan cekokan hiburan. Padahal langkah tadi berdampak buruk bagi pertumbuhan anak.Â
Jadi ada baiknya untuk menghibur anak yang baru rewel anak diajak bermain di luar rumah, Â ajak mereka untuk menikmati udara segar di taman atau melakukan aktivitas lain. Jalin kedekatan secara fisik dan emosional terhadap anak agar anak merasa terhibur hatinya.Â
Selain itu orang tua perlu memberikan buku-buku yang sesuai dengan usianya. Tujuannya agar anak mencintai dunia literasi. Ini akan membawa dampak luar biasa bagi anak di kelak kemudian hari. Mereka akan terbiasa membaca dan wawasannya lebih luas.Â
Biarkan Anak Bersosial
Bagi anak bersosial sangat baik untuk melatih jiwa sosial, bekerjasama, simpati, empati kepada sesama. Melatih emosi ketika berhadapan dengan temannya akan baik untuk masa depannya. Mereka akan terbiasa menghormati perbedaan dan mengolah perasaannya.Â
Awalnya mungkin anak akan merasa kesal, marah, tersiksa atau menangis ketika berhadapan dengan temannya, apalagi temannya usil. Namun orangtua bisa memberikan pengertian kepada anak bahwa hal tersebut lumrah terjadi.Â
Bila dicubit anak merasa sakit dan menangis maka orangtua bisa menanamkan sikap agar anaknya tak melakukan hal serupa kepada temannya.Â
Bersosial bisa juga dilakukan dengan permainan fisik ala anak zaman dulu. Permainan tradisional seperti gobak sodor, main egrang, engklek dan sebagainya.Â
Dengan permainan ini anak berlatih banyak hal. Ya bersosial, ya berlatih disiplin terhadap aturan permainan, ya kesehatan. Mereka akan berlatih untuk sportif dan bertanggung jawab.
Memang tak ada yang salah jika anak mengenal gadget. Hanya saja kita sebagai orangtua juga harus membatasi diri dan anak untuk mengoperasikan gadget. Jangan sampai lupa waktu. Cukup dua jam untuk bermain gadget.Â
Usahakan anak bisa bermain secara seimbang antara permainan di gadget dan permainan tradisional. Agar mereka tak kehilangan keceriaan di masa kecilnya. Mata anak pun bisa terjaga. Tentu kita tak ingin mata anak tercinta kita minus di usia belia bukan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H