Hampir seharian kemarin saya tak memposting tulisan berbobot. Meskipun banyak ide bertebaran di kepala. Paling-paling cuma membaca postingan Kompasianer yang keren-keren, mulai dari cerpen hingga ulasan tentang pendidikan. Untuk tulisan berbau politik terkadang malah luput dari saya. Lama-lama lelah otak saya membaca tulisan yang saling berseberangan.Â
Sampai saat ini meski sudah 200-an tulisan sudah terposting di Kompasiana ini, saya masih banyak belajar untuk menulis sesuatu yang berkualitas namun mudah dibaca. Terkadang tulisan saya muter-muter tak karuan, puisi juga puisi-puisian, apalagi cerpen.Â
Seharusnya saya menulis dengan satu genre. Akan tetapi saya belum bisa. Terkadang saya menemui permasalahan di sekolah, masyarakat terus mengulasnya ala saya. Terkadang sok bikin puisi. Pokoknya yang saya pikirkan itulah tulisan yang saya buat.Â
Menulis belum lama saya pelajari. Setelah bekerja baru saya lakukan. Kalau semasa sekolah dan kuliah waktu habis buat mengerjakan makalah dan dolan. Dan ini yang menjadi penyesalan saya. Kenapa dulu ketika ditantang dosen untuk menulis tak saya respon? Ah... anak muda, dibilangi orang malah sering ngeyel, akhirnya menyesal.Â
Akan tetapi meski terbilang telat belajar menulis saya mencoba untuk membuat coretan-coretan yang saya posting di blog maupun Kompasiana. Beragam tulisan yang mengulas cara menulis yang keren saya baca.Â
Kerangka Tulisan
Pertama yang harus dilakukan adalah membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan yang dibuat bisa lebih mengarahkan kita untuk tetap fokus pada inti tulisan. Ketika membuat kerangka tulisan ini maka kita juga harus sudah memikirkan informasi tambahan yang memperkuat isi tulisan.Â
Informasi tambahan yang diperlukan bisa diambil dari beragam karya baik karya sastra, kitab suci, pernyataan sesorang atau bahkan fenomena alam atau kejadian sosial masyarakat.
Tulisan yang dihasilkan dari aktivitas membuat kerangka tulisan ini maka akan cenderung rapi, menarik dan tidak njelimet. Akhirnya pembaca akan senang dengan tulisan kita.
Sub Judul
Berkaitan dengan kerangka karangan maka idealnya ketika menulis, terutama ulasan, yang sering luput dari tulisan saya yaitu menuliskan subheading atau sub judul. Padahal dari subheading ini akan lebih memudahkan para pembaca untuk mengetahui poin-poin yang diulas dalam tulisan. Dengan begitu maka pembaca akan lebih mudah memahami isi tulisan.Â
Tulisan yang singkat, padat dan jelasÂ
Langkah berikutnya, tulisan yang dihasilkan diusahakan tidak terlalu panjang. Khawatirnya tulisan jadi muter-muter dan akhirnya membuat tulisan tidak fokus dan memusingkan pembaca. Pembaca bisa malas dan kapok ketika menemukan tulisan kita lagi. Meski di tulisan yang lain kualitasnya bisa lebih bagus dari tulisan sebelumnya.Â
Tulisan yang baik itu singkat, padat dan jelas. Bahkan ketika kita membaca dan mencermati tulisan di koran-koran, pasti tulisan akan singkat, padat dan jelas. Saya membaca di sebuah ulasan bahwa penulisan paragraf pada koran yang lebih pendek bertujuan membantu pembaca agar bisa mencerna informasi lebih cepat sehingga mendorong mereka untuk membaca lebih banyak membaca.
Ilustrasi Pendukung Tulisan
Jangan lupa, untuk membuat tulisan lebih menarik maka gunakan ilustrasi visual yang baik dan relevan. Kebanyakan ilustrasi yang digunakan adalah gambar. Ada yang bilang kalau gambar bisa mewakili seribu kata. Dengan adanya gambar ini maka pembaca bisa memperoleh gambaran secara visual dari tulisan kita dan pastinya tidak akan bosan menikmati tulisan tadi.Â
Sehubungan dengan ilustrasi visual ini, bila kita memposting tulisan di media daring dan gambar hanya mengambil dari berbagai situs di internet maka kita cantumkan sumber pengambilan gambar karena bisa saja gambar-gambar tadi memiliki hak cipta.
Perhatikan Tampilan Tulisan
Terakhir kita perlu memilih dan gunakan font, jenis warna, ukuran yang mudah dibaca. Pada quote atau kutipan bisa dipilih font yang pas dan berbeda dengan font tulisan utamanya. Dengan begitu tampilan tulisan akan lebih menarik dan lebih kuat.
Seperti halnya menulis di karya ilmiah secara umum, font yang bisa dipilih dan digunakan seperti Arial atau Times New Roman. Font lain yang bisa dipilih adalah Verdana, Georgia, atau Trebuchet MS.
Dengan memperhatikan dan menerapkan cara-cara tadi maka kita akan menghasilkan tulisan yang berkualitas. Tentunya kita harus terus berlatih dan berlatih untuk menulis karena tak semua tulisan yang dihasilkan itu berkualitas. Manusia tak ada yang sempurna dan harus mau belajar terus agar lebih maju.Â
--
Dari berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H