Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imlek dan Hujan

4 Februari 2019   15:04 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:32 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict: winnetnews.com

Besok pagi adalah hari Imlek. Meski tak memiliki sahabat beretnis Tionghoa sejak sekolah maupun kuliah, namun saya melihat kemeriahan jelang hari Imlek itu.

Paling tidak ketika akan ada perayaan Imlek akan tersedia kue khasnya, kue keranjang. Komunitas etnis Tionghoa di sekitar kecamatan kami tak begitu banyak tetapi kue itu dijual di minimarket setempat.

Dengan cita rasa khas mewarnai hari-hari di sekitar perayaan Imlek. Yang tak kalah unik bagi saya yang mengaitkan hujan dan Imlek setiap tahunnya.

Jika diperhatikan Perayaan Imlek selalu diidentikkan dengan turunnya hujan. Berkembang mitos bahwa hujan sebagai berkah saat Imlek.

Namun setelah saya membaca beberapa referensi, ternyata hujan yang mendatangkan rejeki adalah hujan yang sifatnya hujan ringan bukan hujan lebat. Hujan rintik-rintiklah yang dipercaya membawa rejeki yang baik.

Saya jadi ingat dalam ajaran agama saya ketika terjadi hujan maka kami berdoa agar dilimpahi hujan yang bermanfaat. Hujan bermanfaat bagi kami bukan yang merusak alam. Apabila hujan deras apalagi disertai angin maka bisa menyebabkan pohon bertumbangan, banjir atau longsor.

Namun kenyataannya ada juga masyarakat Tionghoa yang kurang percaya pada mitos hujan. Mereka berpendapat bahwa turun dan tidaknya hujan di Tahun Baru Imlek tidak identik dengan keberuntungan, karena kebetulan Tahun Baru Imlek memang tanggalnya bertepatan dengan musim hujan.

Keberuntungan bisa dicapai bukan karena hujan tapi karena usaha dan doa yang maksimal kepada Sang Pencipta. Etos kerja yang tinggi dan maksimal yang akan menjadikan hoki bagi manusia, bukan hanya orang Tionghoa tetapi seluruh manusia di bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun