Hera terhenyak dengan pertanyaan Rindu baru saja. Ternyata anak itu punya pikiran seperti itu, padahal Hera sama sekali tak malu. Dia punya malaikat yang menemaninya sampai saat ini.
"Sudah Hera. Kamu turuti keinginan Rindu. Kasihan kan...",ujar seorang ibu mengingatkan Hera.Â
Hera mengangguk dan menggandeng erat tangan Rindu. Gandengan tangan yang menyatakan Hera tidak pernah malu dan akan terus menjaga gadis kecil yatim piatu itu.Â
---
Di halaman kantor kelurahan ternyata ramai. Pemuda pemudi, anak-anak berbaur jadi satu. Bermain bersama. Tampak meriah dan memang Hera rasakan bisa menghilangkan sedikit trauma akibat musibah kemarin.Â
Di salah satu sudut tampak sekumpulan remaja bergerombol. Entah apa yang dilihat dan mereka bicarakan. Hera tersenyum dalam hati. Dia merasa jadi orang yang kuper.Â
"Aah... mas Arsyil di mana sih?", tiba-tiba Rindu menggerutu.Â
"Siapa, dek?",tanya Hera.Â
Rindu tak menjawab pertanyaan Hera, tapi matanya terus berputar mencari sesuatu.Â
"Kamu nyari apa sih, dek?"
Saat ini Rindu ingin bertemu mas Arsyil, salah satu sukarelawan, yang menjanjikan boneka Masha. Dulu Rindu pernah punya tapi sejak musibah itu bonekanya hilang.Â