Angsa putih menyusuri pematang sawah dengan pelan. Kalau tak hati- hati maka dia bisa tercebur di persawahan itu. Padahal padi baru saja berbulir atau mbledug.
"Aku harus hati-hati. Kasihan petani kalau aku sampai terjatuh di sawah...", Batin angsa putih.
Tiba-tiba ada tikus yang melintas di pematang sawah.
"Aduh...kok tikus itu ada di sini. Dia bisa makan padi-padi pak tani. Nanti aku akan bilang sama pak tani, biar sawahnya aman dari serbuan tikus.", Pikir angsa putih.
Tikus memang dikenal sebagai binatang yang ngeyel kalau dibilangi. Dinasehati agar tak mengganggu sawah para petani tetapi tetap dilakukan juga.
Kembali angsa putih melanjutkan perjalanannya. Dia melihat gubuk di tengah persawahan. Dia ingin istirahat dulu di sana. Dia membayangkan kalau istirahat sejenak di sana pasti nyaman. Udara sejuk. Melihat hamparan padi yang menghijau. Seperti permadani. Berkilau terkena sinar matahari. Dia sampai juga di gubuk kecil itu.
Baru saja dia mau duduk, tiba-tiba terdengar suara tangis di sekitar gubuk. Dia sangat penasaran. Dicarinya sumber suara tangis itu. Tak berapa lama dilihatnya kucing manis berwarna kecoklatan. Dia merasa tak asing dengan kucing itu. Ya... Itu adalah kucing yang dia cari. Kucing kesayangan gadis kecil yang cantik dan imut.
"Hai, bukankah kamu kucing milik gadis kecil itu?", Tanya angsa.
Kucing itu mengangguk sambil menangis. " Mengapa kamu menangis? Gadis kecil itu mencarimu lho...", Lanjut angsa.
Kucing itu lama terdiam.
"Ya sudah. Kamu tenangkan diri dulu. Baru kamu cerita. Tenang saja aku tak akan menyakitimu", terang angsa.
Setelah tenang barulah dia menceritakan yang terjadi.
"Aku menyesal pergi dari rumah, Angsa. Entah kenapa tadi aku pingin jalan-jalan dulu. Mungkin karena aku bosan, tak pernah ke manapun..."
"Lalu...?", Selidik angsa.
"Aku pergi dari rumah. Niatku cuma pergi sebentar. Lalu aku ketemu kucing lain. Aku diajak jalan-jalan jauh. Sampai di tempat ini. Tempat ini asing bagiku...", Ucap kucing itu sambil terisak.
"Saking jauhnya aku merasa kelelahan. Lalu aku mengajak kucing itu beristirahat sebentar di sini. Karena udara yang sejuk dan kelelahan berjalan, aku tertidur. Tapi begitu bangun tidur aku tak melihat kucing tadi. Aku bingung...", Tangisnya terdengar lebih keras.
"Kamu bingung mau pulang?"
"Iya. Aku tak tahu jalan untuk pulang, angsa. Padahal sedari pagi aku belum makan. Biasanya sore waktu seperti ini aku sudah makan dua kali..."
Angsa itu paham.
" Ya sudah. Kamu tak usah bersedih. Tak usah menangis lagi. Nanti kamu pulang bersamaku..."
"Benarkah?", Tanya angsa tak percaya.
" Iya. Aku ini biasanya bermain di dekat kolam ikan di rumah pemilikmu, kucing. Tadi aku melihat gadis kecil itu menangis dan mencarimu terus. Makanya aku tak tega dan mencarimu..."
"Begitukah, angsa? Terimakasih. Terimakasih kamu menyelamatkan aku...", Ucap kucing itu dengan mata berbinar. Angsa mengangguk.
"Tapi aku istirahat sebentar dulu ya. Aku masih capek. Tadi muter-muter mencarimu..."
***
Akhirnya angsa putih itu mengajak pulang kucing kecoklatan itu. Mereka menyusuri pematang sawah.
"Hati-hati, kucing. Jangan sampai kamu jatuh...", Nasehat angsa.
"Iya, angsa...", Kucing itu menuruti perkataan angsa putih. Setelah menyusuri pematang sawah, mereka melewati jembatan kecil yang terbuat dari bambu. Jembatan itu berada di atas sungai yang tadi dilalui kucing.
"Aku tadi lewat sini...", Cerita kucing.
"Oh... Begitu. Lain kali jangan ke sini. Berbahaya kalau kamu jatuh di sungai. Kamu bisa terbawa arus sungai...", Ucap angsa.
Kucing hanya tersenyum. Mereka berjalan hati-hati. Kemudian mereka berjalan menuju rumah gadis kecil yang sudah terlihat dari jembatan bambu tadi.
"Lihat rumah itu, kucing. Rumah itu adalah rumahmu. Rumah gadis kecil yang cantik...", Angsa berkata sambil mengibaskan sayapnya.
Kucing sangat senang. Dia berlari kecil menuju rumahnya. Angsa yang sedari tadi berjalan di depan, sekarang berjalan di belakang kucing. Sampailah mereka di pintu gerbang rumah besar. Di emperan rumah, terlihat gadis kecil itu sedang bermain sendirian. Kucing segera mendekatinya dengan berlari. Gadis itu senang sekali. Mereka tampak mengobrol.
Sedangkan angsa putih menuju kolam ikan.
"Aku berhasil menemukan kucing gadis kecil itu, ikan. Aku bahagia sekali...", Curhat angsa kepada ikan.
"Oh ya? Wah... Kamu hebat, angsa. Sudah ku bilang kamu ini angsa yang baik...", Puji ikan. Angsa putih itu tersipu-sipu.
"Biasa saja, ikan..." Angsa putih itu segera berpamitan pada ikan.
"Aku pulang dulu ya, ikan. Besok aku ke sini lagi..." Angsa berjalan menuju rumahnya.
Ketika dia melintas di depan gadis kecil dan kucing, dia melihat mereka bermain bersama seperti biasa. Kucing itu melihat ke arah angsa dan berlari mendekatinya. Samar-samar terdengar gadis itu memanggil kucingnya.
"Fussy mau ke mana...?"
"Sebentar ya, Lail..."
Kucing itu berada di depan angsa.
"Terimakasih, angsa. Terimakasih kamu menunjukkan jalan pulang untukku..." Angsa putih itu mengangguk dan berpamitan pulang. Dia bahagia sekali karena telah membantu kucing dan gadis kecil yang cantik itu.
***Selesai***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI