Menyampaikan pikiran atau berpendapat baik secara lisan maupun tertulis tak selalu berhasil memikat para pembaca untuk tertarik membacanya. Saya pun masih belajar dan terus belajar menyampaikan pikiran secara tertulis dalam artikel- artikel.Â
Kadang berhasil, tak jarang pula gagal. Tak ada yang membaca atau miskin apresiasi. Mungkin bahasan tulisan yang disajikan tak kekinian sehingga pembaca yang terdiri dari ABG atau remaja sudah males duluan ketika melihat judul tulisan kita.Â
Tak usah khawatir, tulisan yang kita tuangkan dalam artikel atau mungkin secara lisan pastilah bermanfaat sesuai tema tulisan.
Tetap menulis dan menulis. Menuangkan gagasan. Menyampaikan pikiran kita kepada khalayak ramai meski dalam hati kadang merasa minder juga. Apalagi kalau tulisan diposting di Kompasiana, banyak penulis handal yang kadang bikin ciut nyali.
Ingin sukses menyampaikan pikiran lewat kata-kata? Saya membaca tulisan yang ada di perpustakaan sekolah dengan judul "Mencetak Pribadi Magnetis".
Agar bisa menyampaikan pikiran dalam kata- kata yang kita tuangkan dalam artikel maka bisa dicoba cara- cara ini.
Tentukan apa yang mau dibicarakan. Jangan terlalu pendek dan singkat atau jangan terlalu lama atau panjang dalam membicarakan pendapat atau ide. Terlalu pendek dan singkat dalam menuangkan atau menyampaikan pikiran maka orang lain akan berpikir ribuan kali untuk mendengarkan atau membaca tulisan kita.Â
Kisah atau ide pikiran yang sudah titik meski belum selesai akan membuat pesan dari pikiran tak akan sampai kepada orang lain. Terlalu banyak dan lama menyampaikan pikiran juga begitu. Seolah-olah orang yang menerima gagasan atau pikiran kita tak ada kerjaan lain.
Memilih kata- kata yang indah dan efektif ketika menyampaikan ide kepada orang lain. Nah ini termasuk sebuah cara yang agak sulit bagi saya. Sejak kuliah saya termasuk orang atau mahasiswa yang tidak bisa menuangkan pikiran dengan kata-kata yang menghipnotis pembaca.Â
Padahal langkah ini bisa dilakukan dengan banyak membaca Alquran beserta terjemahnya, hadits, atau bagi umat agama lain membaca kitab sucinya serta tulisan-tulisan karya pujangga besar.Â
Tapi mungkin bakat juga berperan bisa tidaknya membuat kata-kata menjadi serangkai kalimat yang indah. Bisa juga karena kurang percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain.