"Alhamdulillaah. Kamu sudah sadar, dik. Maafkan aku ya. Aku tak menjagamu...", Ucap Fahri kepadaku.
Ku lihat air mata di pelupuk matanya.
"Seharusnya aku tetap di rumah. Memastikan semua aman baru aku ke sawah...". Fahri begitu menyesal dengan apa yang terjadi padaku.
"Untung racun ular belum menyebar ke seluruh tubuhmu, dik..."
Tak berapa lama seorang perawat membawakan makan dan obat untuk aku minum.
"Kamu makan dan minum obat dulu ya, dik. Biar lekas pulih..."
"Aku ingin pulang. Aku tak mau di tempat ini. Aku tak mau tinggal di rumahmu lagi...", Ucapku tak terkontrol.
Fahri terdiam. Entah apa yang dipikirkannya.
"Sekarang makan dulu. Terus minum obat. Sesudah kamu sembuh, aku antar kamu pulang...", Ucap Fahri terbata-bata.
Mendengar ucapannya, aku tersenyum lebar dan semangat untuk segera sembuh. Aku duduk dibantu Fahri. Makan juga disuapi dia. Hahaha... Puas aku ngerjain dia setahun ini.
***
Sepulang dari Rumah Sakit aku masih harus kontrol. Memastikan tubuhku benar-benar pulih. Kurasakan sikap Fahri berubah. Dia tak mau lagi tidur di kamar. Dia lebih suka tidur di ruang tamu.