Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pepesthen Mbak Hana

12 Desember 2018   18:57 Diperbarui: 12 Desember 2018   19:23 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya dia menderita lahir batin. Dia depresi. Orangtua tak memberikan restu akan hubungannya dengan sang kekasih. Penderitaannya bertambah lagi ketika sang pujaan hati menikah dengan gadis lugu dari desa sebelah. Dia sedih bukan kepalang.

Hati dan pikirannya selalu menyesalkan takdir yang tak berpihak pada kisah cintanya. Putus asa mewarnai harinya.

Akibatnya dia menjadi sedikit terganggu kejiwaannya. Ke mana saja berbicara, tertawa, dan terkadang bersenandung ria sendirian dengan suara yang nyaring. Aku tak tahu persis lagu apa yang dinyanyikannya. Mungkin lagu zaman dahulu ketika dia masih remaja. Tapi kudengar suaranya sepintas lalu suaranya terbilang merdu. Apalagi kalau menyanyi lagu samrohan atau gambus dan qiroah. Merdu sekali.

Ah...aku merasa kasihan dan prihatin dengan kondisinya. Hanya karena keegoisan orangtua harus mengorbankan anaknya.

Dari aku masih kecil sampai aku punya anak, dia masih saja bersuara keras, tertawa dan menyanyi- nyanyi di sekitar surau kampung. Dia menyapa siapapun yang melintasi jalan menuju surau. Mungkin sekedar mencari teman bicara.

Mbak Hana. Turut prihatin dengan kondisinya. Apapun yang dilakukan keluarganya untuk mengembalikan seperti dulu, rasanya tak mungkin.

Ini bisa menjadikan pelajaran bagi para tetangga agar tak melakukan hal serupa. Anak adalah titipan dari Allah yang harus dijaga dan diarahkan dengan baik tanpa harus didikte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun