Setiap tanggal 1 Mei, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional, para buruh mengadakan demo yang menuntut gaji yang layak, di dunia pendidikan pun memiliki cerita yang cukup memprihatinkan. Adalah para guru non PNS yang mengalaminya.
Sudah menjadi cerita umum, guru non PNS atau sering disebut GTT setiap bulan mendapatkan penghasilan di bawah UMR. Kisaran 200ribu sampai 500ribu mereka dapatkan setiap bulannya. Mungkin bagi masyarakat umum tak akan percaya. Mereka mengira para guru non PNS sama seperti guru PNS dalam hal kesejahteraan.
Padahal , kalau kita berada di tengah-tengah para guru non PNS ini pasti tahu kondisinya. Dengan gaji yang sekian, para guru non PNS harus menghidupi keluarga, bersosial dan berbagai aktivitas yang tak lepas dari uang. Makanya saya katakan guru non PNS sebagai guru dengan rasa buruh dalam kesejahteraan.
Dilihat dari ketugasan para guru baik PNS maupun non PNS sama beratnya. Mulai dari menyiapkan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. Perangkatnya pun luar biasa banyaknya. Maka sudah selayaknya para guru non PNS diperhatikan pihak pemerintah.
Keluhan-keluhan yang dialami setiap hari sudah disampaikan kepada PGRI, dinas dan DPRD. Tetapi mereka terbentur pada aturan pengangkatan GTT tidak boleh lebih dari tahun 2005. Padahal sekolah sendiri sangat membutuhkan para guru non PNS untuk mendidik para siswanya.Â
Sekolah mau tak mau mencari guru sendiri setelah guru PNS yang purna tugas atau memasuki masa pensiun. Apalagi pihak pemerintah juga jarang membuka pendaftaran CPNS untuk tenaga guru meski banyak guru yang sudah pensiun. Baru tahun ini diselenggarakan seleksi penerimaan CPNS.
Semoga ke depannya para guru non PNS bisa lebih diperhatikan kesejahteraannya. Paling tidak para guru non PNS bisa mengikuti program sertikasi melalui PPG yang akan dimulai tahun ini. Ijazah S1 para guru semua selalu dihargai di negeri ini. Jangan sampai guru yang sarjana mendapatkan gaji yang memprihatinkan.
Semangat selalu para guru Indonesia! ! !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H