"Tentang perasaanmu yang sebenarnya...", Balas Nadin.
Aku tak membaca lanjutan chat Nadin. Aku sangat shock. Nadin begitu lancang bicara dengan Ari. Dia tak tahu bagaimana perasaanku. Dia hanya memikirkan perasaan di masa laluku.
Ku lihat Ari sudah meninggalkan ruang kantor tanpa menyapaku. Aku mengejarnya, tapi dia tak mempedulikanku.
---
Akhirnya aku nekat pulang juga meski hujan dan petir bersahutan. Hatiku kacau. Terbayang sudah kegagalan kisah cintaku. Aku tak tahu apa yang dikatakan Nadin kepada Ari.
Hujan... Luka itu kembali lagi. Lebih sakit. Ketika kebahagiaan di depan mata, seolah lenyap dalam waktu sekejap.
Hujan deras membuat mataku yang terus menangis semakin pedih. Pandanganku tak jelas. Sampai ku tak melihat dengan jelas ada motor melaju cepat dari arah berlawanan. Dan aku terpental. Ku lihat sekelilingku menjadi gelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H