Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Kali Ini (4)

8 Desember 2018   06:48 Diperbarui: 8 Desember 2018   07:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : tangkapan layar Youtube/robertallwoth

Kesibukan ku membuatku tak menyadari bahwa ada sosok baru di kantor. HP pun jarang ku pegang dan ku buka. Aku begitu malas melihat HP. Paling- paling WA dari Nadin yang masih sering membahas Indra. Begitu buka pesannya langsung ku hapus tanpa ku baca.

Grup kantor yang paling sering ku cek. Bagaimana pun kondisi hati tak boleh menyurutkan ku dalam bekerja. Untuk hari ini tak ada kabar yang terlalu penting. Hanya share gambar atau video yang kadang bikin memori HP jadi full. Ya itu salah satu cara mengisi kekosongan atau kepenatan setelah bekerja.

Ada pesan dari nomor asing juga yang masuk. Lumayan banyak juga pesannya. Ku buka pesan itu.

"Assalamualaikum, mbak..."

"Sibuk banget kayaknya..."

"Salam kenal saja"

"Mau kenalan langsung sepertinya mbak Noura sibuk..." Ku cek hari pengiriman pesannya sudah tiga hari yang lalu.

"Waduh...saya dicueki di kantor..."

"Saya mau tanya sesuatu je, mbak..."

"Mbak punya softcopy daftar siswa kelasnya mbak Noura g?"

Itu pesan dua hari yang lalu.

"Mbak Noura. Kok cuek sih...?"

"Berapa hari WAku g dibaca...?"

"Buku saja yang dibaca terus..."

""

Pesan kemarin.

"Boleh saya ngobrol dengan mbak Noura?"

Itu pesan hari ini.

Ah...siapa yang mengirim pesan itu? Rasanya tak ada orang baru di kantor. Tapi kok ada yang ingin kenalan? Untuk kenalan dan ngobrol denganku saja kok pake kirim pesan dulu lewat WA. Sampai segitu parahkah aku? Sampai tak mempedulikan sekelilingku.

Ah ..sejak kapan aku jadi manusia angkuh? Bukan! Aku bukan angkuh! Aku hanya ingin membuat hatiku nyaman untuk sementara waktu.

Aku menengok kanan, kiri juga belakang meja kerjaku. Ku lihat di belakang mejaku selisih satu meja ada sosok laki-laki. Wajahnya sangat asing. Pandangan kami beradu. Dia tersenyum. Ku balas senyumnya. Ya... Mungkin sudah lama aku tak tersenyum. Aku sibuk menata hati sampai lupa bagaimana cara tersenyum.

Dia mendekatiku dan menyalamiku.

"Mbak Noura, kenalkan saya Ari..."

Ku sambut tangan yang ingin menjabat tanganku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun