"Beta sonde tau ni,coba masuk sama-sama dengan beta ko cek" (Tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya, mari sama-sama kita masuk)
"Bapa masuk sa" (Bapak silahkan masuk sendiri saja)
Setelah pembicaraan singkat tersebut, pria paruh baya itu meninggalkan saya dan masuk ruang ATM tanpa menutupnya.
Dalam pikiran saya sepertinya ia benar-benar tak terbiasa untuk berurusan dengan transaksi di ruang ATM, pikiran ini terpecah menjadi dua. Di satu sisi, saya ingin menolongnya karena ia benar-benar terlihat membutuhkan pertolongan tetapi disisi lain, saya mempertimbangkan hal tersebut berdasarkan isu-isu yang berlalu lalang di beranda facebook saya yakni, modus penipuan dengan cara meminta orang tak dikenal untuk melakukan transaksi atau sekedar mengecek saldo. Pelaku mengelabui dengan bertingkah seakan tidak tahu mengoperasikan mesin ATM, sehingga jika terjadi sesuatu atau ada laporan mengenai pencurian baik kartu milik orang lain atau pelaku tersebut yang mengada-ada, bukti CCTV akan menampilkan rupa kita sebagai pelakunya.Â
Entah benar atau tidak tentang hal tersebut, namun isu tersebut berhasil membuat saya tidak mengambil resiko dan mengurungkan niat saya untuk menolong.
Padahal jika pria paruh baya tersebut benar-benar membutuhkan pertolongan saya, begitu angkuhnya saya menjadi manusia yang tak tergerak hati untuk menolong, apalagi ia terlihat tidak mampu mengoperasikan mesin ATM tersebut sehingga terdengar bunyi yang menandakan ia tak berhasil mengecek saldonya.
Ketika menulis artikel pertama saya di Kompasiana ini, saya berusaha membangun perspektif yang positif mengenai pria tersebut, saya tak ingin atau bukan menjelaskan bahwa pria tersebut merupakan contoh nyata dari isu yang berkembang melalui sosial media.
Saya hanya berharap tulisan ini mampu kembali mengingatkan kita akan sikap altruistik atau menolong tanpa pamrih dalam arti sederhana, sekaligus mengingatkan bahwa di zaman yang semakin modern, seakan terjadi evolusi pemikiran yang begitu derastis hingga kepintaran kian bertransformasi menjadi kelicikan yang membahayakan diri kita dalam keadaan yang tak disangka.
Tetaplah menjadi insan yang rendah hati, siap menolong ketika dibutuhkan, tetapi selalu terbuka dengan informasi dan isu yang berkembang dalam masyarakat agar jangan sampai niat baik kita malah dimanfaatkan.
-Kalimat-kalimat yang baru anda baca dan terasa asing merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan dalam daerah saya.
Undana-Kupang, 9/2/17