Mohon tunggu...
Harjono Honoris
Harjono Honoris Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Generasi Ke-2 Penjaga Toko Obat Cina Makassar | Aktif di Instagram Multi Prima @obatmultiprima

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Elegi Bom Surabaya

14 Mei 2018   22:03 Diperbarui: 14 Mei 2018   22:23 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asap hitam timbul dari bara

Tembok gereja-gereja pecah

Aspal ternoda bercak darah

Teriak, teriak, teriak, para wanita

Terjadi teror lagi

Lagi-lagi kedok agama sebagai motivasi

Bom dan bunuh diri

Dianggap wujud kematian paling sahih

Beragam air mata jatuh

Air mata akan trauma

Air mata akan luka-luka dan tewasnya korban

Tempat ibadah yang selalu memberikan kekhusyukan, menjadi tempat kehancuran

Air mata untuk pelaku?

Setiap orang punya penilaian sendiri-sendiri

Entah mengampuni

Entah menghakimi

Entah mencueki

Namun ada fakta yang tak berubah

Pelaku adalah keluarga

Pelaku melibatkan anak-anaknya

Anak-anak menjadi pelaku kejahatan manusia

Anak-anak

titipan nan polos dari Tuhan

titipan harapan akan masa depan

meninggal dalam didikan untuk membunuh

Tragedi. Tragedi. Tragedi!

***

Berita itu kusaksikan

Nuraniku menjerit dalam kesunyian

Namun, wajib aku terikat dalam kesibukan pekerjaan

Air mata terpaksa sendiri kutelan

Berita-berita bom berhamburan

Terus datang tanpa permisi ke gawai, WA, FB, IG, Chat

Terpaksa tak kuacuhkan demi kewarasan

Masih adakah berita yang baik menanti?

***

Tak semua bom meledakkan Surabaya

Negara dan korban bersatu melawan ketakutan

Hampir semua pelaku meregang nyawa

Hampir, sebab ada seorang anak

anak sang pelaku,

bernafas selamat dari ledakan

***

"Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama.

Hati anak-anak manusia pun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.


Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati."

- Alkitab, Pengkhotbah 9:3-4  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun