Di tengah ramainya berita hoax dalam media sosial, aku mulai rindu dengan sumber berita yang walau tak cepat, tapi terpercaya dan bermutu. Namun di sisi yang lain, hal yang membuat kita begitu gemar dengan media sosial adalah berita yang tersaji begitu kilat dan beruntun dalam timeline kita. Adakah mungkin perpaduan kekuatan dalam dua media ini?
Perkenalkan Kumparan! Platform berita baru besutan Budiono Darsono, Abdul Rahman, dan Calvin Lukmantara, pendiri Detik.com yang berjanji memberi perpaduan antara berita dan media sosial. Betulkah itu? Mari kita lihat segera!
Â
Baca Berita Rasa Medsos dengan Antarmuka yang Yahud
Antarmukanya sangat menarik. Konten berita ditampilkan dalam timeline dengan gambar gede dan paragraf sekilas. Scroll ke bawah terasa mulus dan bener-bener serasa scrolling timeline media sosial. Fitur respons kepada artikel sangat sederhana; hanya ada dua tombol: Love untuk memberi poin dan Comment untuk memberikan komentar.
Anda bisa memilih topik-topik yang menarik dan ditampilkan langsung dalam timeline Anda. Trending topic disusun dengan mulus. Dengan menggunakan side-scrolling, Anda bisa menggali topik dengan mudah tanpa melelahkan mata.Â
Sekilas, Kumparan mirip dengan aplikasi-aplikasi pengumpul berita (news aggregator) seperti Babe atau Kurio. Namun, jika pengumpul berita hanya mengurasi dan menyajikan kumpulan berita dengan tampilan menarik, Kumparan memberi poin plus dengan menggaet figur publik terkemuka dan memberikan konten-konten tulisan yang bersifat dekat dan sehari-hari.
Pengen tahu rasanya menjadi sopir turis dari mantan Menteri Hukum Denny Indrayana? Ada di Kumparan. Pengen tahu hal-hal seputar musik dari penyanyi Aimee Saras? Ada di Kumparan. Disini kita bisa melihat cerita langsung dari para ahlinya dengan konten yang disebut "Story".
Perbandingan Kumparan dan Kompasiana
Apakah Kumparan ide yang sama sekali baru? Setelah pemakaian 1 bulan dan melihat tagline menggoda "Membaca, Eksplorasi, Berinteraksi, Berkolaborasi", aku melihat kesamaan karakter platform ini dengan Kompasiana. Apalagi yang kurang kolaboratif dari Kompasiana, yang menyatukan politikus, wartawan, dan publik dalam satu platform? Apa coba yang kurang ekplorasi, interaksi, dan baca dari Kompasiana yang artikelnya bisa dari Sabang sampai Merauke, bahkan seluruh benua? Bagi saya, konsep Kumparan tidaklah begitu baru.
Namun, di balik kesamaannya, Kumparan jelas tidak bermain-main dari segi teknis. Anda bisa memakai platform Kumparan baik di web dan aplikasi mobile. Performanya lebih cepat dan mulus dibanding platform Kompasiana yang masih mengandalkan web responsif yang terkadang terasa lemot dalam hp. Walau Kumparan masih kalah jauh dalam kualitas dan kuantitas komunitas, jumlah pengguna yang  bertumbuh pelan tapi pasti dengan kelebihan teknis membuat platform ini patut diperhitungkan dalam ranah media Indonesia.
Akhir kata, saya bertanya kepada Presiden dan Bapak Kapolri: kapan Kompasiana ada aplikasi mobile-nya? Nanti lama-lama bisa kalah loh. Apakah saya berlebihan? Ayo coba platform berita Kumparan dengan cara klik tautan di bawah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H