Contoh lain, dalam ilmu pengetahuan. Apa yang terjadi dengan makanan jatuh di lantai? Tentunya akan menjadi kotor karena dipenuhi kuman dan bakteri. Namun, ada anggapan "kalau belum 5 menit gak apa-apa, masih bersih", jadinya tetap dimakan juga. Dari mana anggapan ini muncul? Ya, karena ajaran "setengah-setengah".
Saya jadi menduga, apakah bangsa Indonesia itu susah maju karena ajaran "setengah-setengah" ini? Proyek bermasalah? Tenang... kan sudah setengah jadi. Hukum tumpul ke atas tajam ke bawah? Gak apa-apa, kan udah setengah jalan.
Tentu saja ajaran "setengah-setengah" ini tidak sepenuhnya jahat. Ajaran ini bisa memicu kreativitas, misalnya dalam dunia kuliner: kita bisa memasak telur matang atau setengah matang, membuat teh manis dengan takaran gula satu cangkir atau setengah cangkir, dan hal-hal lain yang tidak memicu permasalahan moral dan hal lain yang absolut. Walau begitu, relativitas dunia kuliner masih patut dipertanyakan, sebab dalam sejarah Indonesia pernah terjadi [link] pertumpahan darah akibat perbedaan cara penyajian bubur ayam [link].
Menurut pembaca, apakah artikel ini setengah benar atau setengah salah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H