Mohon tunggu...
Jonny Ricardo Kocu
Jonny Ricardo Kocu Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pengajar dan Penulis Lepas

Suka Membaca dan Menulis. Tertarik pada Politik & Pemerintahan, Sosial Budaya, dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kehadiran Perempuan Papua dalam Pilkada 2024: Antara Representasi Perempuan dan Keberlanjutan Dinasti Politik

12 Agustus 2024   22:58 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:51 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DesainCanva : Jonny Ricardo Kocu

Saya membatasi area bahasan pada wilayah Provinsi Papua Barat Daya. Pada pilkada 2024 ini, ada beberapa sosok perempuan papua yang muncul dalam diskursus politik lokal sebagai bakal calon kepala daerah (walau belum tentu, semua memperoleh rekomendasi parpol dan akan ditetapkan sebagai calon oleh KPU). Di Kabupaten Sorong Selatan ada sosok Petronela Krenak, di Kabupaten Tambrauw ada sosok Maria Hae, di Kota Sorong ada sosok Petronela Kambuaya. Ketiga nama yang muncul di tiga kabupaten/kota tersebut membawa angin segar akan emansipasi dan representasi perempuan dalam ruang politik lokal di tanah Papua, khususnya Provinsi Papua Barat Daya (PBD)

Dari ketiga nama perempuan yang berpotensi menjadi calon kepala daerah di kabupaten/kota di Provinsi PBD, saya akan berfokus pada sosok Petronela Kambuaya. Ada beberapa alasan sederhana, mengapa saya berfokus pada sosok tersebut. Pertama, Petronela Kambuaya sudah memperoleh mandat beberapa partai politik untuk mencalonkan diri. 

Kedua, Petronela Kambuaya memiliki relasi dinastik (suaminya Lambertus Jitmau) mantan walikota sorong dua periode, dan kini, telah mendapatkan rekomendasi untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Provinsi Papua Barat Daya). Ketiga, menurut saya, karena alasan poin kedua, sosok Petronela kambuaya punya peluang besar untuk menang dalam pilwakot Sorong, dan menjadi kepala daerah perempuan papua pertama, melalui pemilihan langsung.

Sepintas tentang Sosok Petronela Kambuaya

Petronela Kambuaya, lahir di Jitmau Kabupaten Maybrat pada 60 tahun silam. Ia, menikah dengan Lambertus Jitmau (adalah mantan walikota Sorong dua periode dan bakal calon Gubernur Provinsi Papua Barat Daya). Secara Sepintas karier Politik Petronela Kambuaya dirintis bersama suaminya di partai Golkar, dan terjun dalam pemilu legislatif tahun 2009, dan terpilih sebagai anggota DPRD Kota Sorong periode 2009-2014. Selanjutnya, pemilu 2014 dan pemilu 2019, Petronela Kambuaya kembali terpilih dalam dua perhelatan tersebut, dan menariknya, ia terpilih sebagai ketua DRPD/DPRK Kota Sorong, periode 2014-2019 dan periode 2019-2024.

Baca juga : Keluarga dan Politik Demokrasi di Papua

Sedangkan suaminya, terpilih menjadi walikota sorong pada pilwakot 2012 dan pilwalkot 2017. Artinya dua kesempatan Petronela Kambuaya berkontestasi dalam pemilu legislatif (2014 dan 2019) dan terpilih sebagai ketua DRPD/DPRK Kota Sorong, dalam situasi dan suasana suaminya sedang menjabat sebagai walikota Sorong. Kini, mereka menjabat sebagai ketua DPD partai Golkar di tingkat Provinsi PBD dan Kota Sorong. Artinya, Keluarga ini bisa dilihat sebagai keluarga partai Golkar, dan secara karier politik cukup sukses di Kota Sorong.

Pada bagian ini, saya tidak menulis banyak seperti menulis biografi tokoh, melainkan informasi terkait latar belakang keluarga dalam politik, menjadi pedoman dalam menjawab pertanyaan utama, yang telah diajukan pada bagian awal artikel ini.

Antara Representasi Perempuan dalam Politik dan Keberlanjutan Politik Dinasti.

Keberhasilan Petronela Kambuaya dalam memimpin partai Golkar dan menjadi anggota legislatif di Kota Sorong selama tiga periode (dua periode menjadi ketua DPRD/DPRK Kota Sorong), perlu diapresiasi sebagai keberhasilan perempuan papua dalam panggung politik. Tetapi, fakta lain yang tak bisa disangkal adalah posisi dan relasi suaminya adalah mantan walikota sorong dua periode dan kini mau mencalonkan diri sebagai gubernur di wilayah yang sama dengan pencalonan ibu Petronela Kambuaya.  

Apalagi terlihat bahwa Ketika ibu Petronela berkontestasi dalam pemilu legislatif dan menjadi anggota sekaligus ketua DRPD Kota sorong, pada kondisi Dimana suaminya sedang menjabat sebagai walikota Sorong. Secara teori politik, Petronela memiliki modal politik dan finansial yang cukup kuat dibandingkan caleg lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun