Barang yang kita ekspor ke Perancis ternyata mayoritas adalah produk home industri dan bersifat padat karya. Nah, pertimbangkan reaksi boikot balik Prancis, yang pasti memukul telak industri rumahan yang padat karya itu, entah berapa banyak pengangguran yang bertambah.
Michelin, Accor, Total, kosmetik, fashion, Peugeot, Renault, dan Citroen mudah diboikot. Tetapi memboikot Airbus, Danone, dan alutsista, akan memukul kita lebih keras dibanding Perancis.
Suku cadang Airbus diboikot, maka lebih dari separuh penerbangan kita mati suri. Danone ditutup, pengangguran bertambah paling sedikit 15.000 orang, suku cadang alutsista diboikot, pertahanan kita mendadak rapuh.
Tetapi, jika kita siap dan sepakat menanggung semua resiko bersama-sama, ayo kita boikot total segala sesuatu tentang Prancis, produknya (semua merek), budayanya (boikot film dan musiknya), pendidikannya (suruh pulang semua pelajar Indonesia dari Perancis).Â
Saya siap (Produk Danone yang saya pakai hanya Nutrilion dan aqua, keduanya mudah diganti),... anda bagaimana?
Dan, saat dampak boikot total berbalik memukul kita, tolong jangan melulu menyalahkan Pemerintah ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H