Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Hukum Rimba

5 Februari 2020   15:31 Diperbarui: 5 Februari 2020   15:45 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika suatu kondisi suatu wilayah acakadut, misalnya semua bebas membuang sampah di semua tempat di setiap waktu, semua boleh melabrak lampu lalu lintas meskipun menyala merah, semua boleh parkir di setiap tempat, semua pegawai suka-suka mau masuk kantor entah jam berapa, wilayah yang tidak beraturan seperti ini disebut HUKUM RIMBA. Kenapa begitu ya? Pada hal di hukum rimba itu ada aturan yang jelas dan dipatuhi sangat konsisten, yaitu "di sini tidak ada aturan".

Jika perusahaan bermodal besar boleh memakan yang kecil, orang bertubuh dan bernyali besar jadi jawara lalu mengancam yang bertubuh lebih kecil, yang jabatannya tinggi menggencet bawahan, yang berpangkat tinggi bebas menabrak etika, di situ disebut berlaku "hukum rimba". Ini juga salah.

Di rimba raya, betul memang yang kuat memangsa yang lemah, yang cerdik memakan yang bloon, tetapi skalanya terbatas. Seekor singa memang membunuh dan memangsa rusa, tetapi jumlah daging yang dimakan itu hanya sebatas perut kenyang. Kelihatannya belum ada kejadian seekor singa membuat lumbung untuk stok, apalagi stok sampai tujuh turunan.

Sementara itu, seorang koruptor bisa menelan duit Negara sampai seratus miliar rupiah, bahkan 13 triliun rupiah katanya. Seratus miliar rupiah itu kalau dibagikan ke sejuta orang, maka setiap orang memperoleh seratus ribu rupiah. Kalau yang 13 triliun itu, setiap orang mendapat 13 juta rupiah. Jadi, satu koruptor memangsa sejuta orang, begitu kan?

Tengok, ternyata seekor singa jauh lebih manusiawi dari seorang manusia, betul?. Kalau hukum rimba, mestinya satu koruptor mengkorupsi uang hanya sejumlah sampai dia kenyang, bukan untuk persediaan tujuh turunan. kalau dirupiahkan, satu koruptor hanya akan mengkorupsi seratus ribu rupiah.

Jadi, tolonglah jangan kau buat semua mahluk rimba marah. Mahluk rimba itu tahu bahwa hukum rimba jauh lebih sopan dari hukum manusia, hukum rimba jauh lebih manusiawi dari hukum manusia. Mahluk rimba itu lebih melek hukum dan lebih paham tentang keadilan.

Hidup hukum rimba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun