Jika suatu kondisi suatu wilayah acakadut, misalnya semua bebas membuang sampah di semua tempat di setiap waktu, semua boleh melabrak lampu lalu lintas meskipun menyala merah, semua boleh parkir di setiap tempat, semua pegawai suka-suka mau masuk kantor entah jam berapa, wilayah yang tidak beraturan seperti ini disebut HUKUM RIMBA. Kenapa begitu ya? Pada hal di hukum rimba itu ada aturan yang jelas dan dipatuhi sangat konsisten, yaitu "di sini tidak ada aturan".
Jika perusahaan bermodal besar boleh memakan yang kecil, orang bertubuh dan bernyali besar jadi jawara lalu mengancam yang bertubuh lebih kecil, yang jabatannya tinggi menggencet bawahan, yang berpangkat tinggi bebas menabrak etika, di situ disebut berlaku "hukum rimba". Ini juga salah.
Di rimba raya, betul memang yang kuat memangsa yang lemah, yang cerdik memakan yang bloon, tetapi skalanya terbatas. Seekor singa memang membunuh dan memangsa rusa, tetapi jumlah daging yang dimakan itu hanya sebatas perut kenyang. Kelihatannya belum ada kejadian seekor singa membuat lumbung untuk stok, apalagi stok sampai tujuh turunan.
Sementara itu, seorang koruptor bisa menelan duit Negara sampai seratus miliar rupiah, bahkan 13 triliun rupiah katanya. Seratus miliar rupiah itu kalau dibagikan ke sejuta orang, maka setiap orang memperoleh seratus ribu rupiah. Kalau yang 13 triliun itu, setiap orang mendapat 13 juta rupiah. Jadi, satu koruptor memangsa sejuta orang, begitu kan?
Tengok, ternyata seekor singa jauh lebih manusiawi dari seorang manusia, betul?. Kalau hukum rimba, mestinya satu koruptor mengkorupsi uang hanya sejumlah sampai dia kenyang, bukan untuk persediaan tujuh turunan. kalau dirupiahkan, satu koruptor hanya akan mengkorupsi seratus ribu rupiah.
Jadi, tolonglah jangan kau buat semua mahluk rimba marah. Mahluk rimba itu tahu bahwa hukum rimba jauh lebih sopan dari hukum manusia, hukum rimba jauh lebih manusiawi dari hukum manusia. Mahluk rimba itu lebih melek hukum dan lebih paham tentang keadilan.
Hidup hukum rimba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H