Bisakah sebuah Negara menjadi Negara makmur karena menghasilkan produk berkualitas tinggi tetapi kuantitasnya sedikit?, orang yang paling bodoh sekalipun pasti menjawab tidak bisa. Kemakmuran hanya akan menghampiri bangsa atau Negara yang memiliki kemampuan menghasilkan produk berkualitas tinggi dan kuantitasnya banyak, atau bahkan sangat banyak. Jepang tidak akan menjadi Negara makmur jika memproduksi mobil berkualitas tinggi hanya seratus ribu unit, tetapi karena mereka memproduksi jutaan unit per tahun. Hal itu berlaku pada semua bidang, termasuk dan terutama pada bidang pendidikan.
Jika paradigma relasi terbalik kualitas-kuantitas itu masih tetap memenjarakan kita, percayalah bahwa kita tidak akan beranjak ke manapun.
'3. Mari Berpikir dan Bertindak Besar.
Ayolah, buang pikiran bahwa kualitas berbanding terbalik dengan kuantitas, buang segera ke tumpukan sampah sejarah. Pikiran dan paradigma itu akan membuat kita selalu terjajah.
Tengoklah kembali ke mukadimah konstitusi kita, di situ ada taklimat suci untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan seluruh rakyat. Tidaklah sulit untuk menjadi paham bahwa tindakan mengurangi kuantitas demi kualitas bertentangan dengan frase seluruh rakyat, dan karena itu berlawanan dengan konstitusi.
Jika para pendiri Republik ini di tahun 1945 sudah berpikir menyeluruh untuk "seluruh rakyat", mengapa kualitas pemikiran pemimpin masa kini malah merosot?
Ayolah, para pemimpin kami. Berpikirlah dan bertindaklah agar seluruh rakyat bersekolah dan seluruh sekolah berkualitas. Berpikir dan bertindaklah agar siswa sekolah menengah seluruhnya melanjut ke jenjang pendidikan tinggi dan seluruh perguruan tinggi berkualitas tinggi.
Berpikir besar akan menuntun pada tindakan besar, hanya tindakan besar yang dapat mengantarkan NKRI ini menuju kejayaan, kuat, cerdas, sejahtera, UNTUK SELURUH RAKYAT.
(Jonny Hutahaean)