Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Palestina ke Asmat

16 Januari 2018   15:01 Diperbarui: 16 Januari 2018   16:02 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan itu juga adalah gambar yang nyata tentang ketimpangan sosial-ekonomi, terutama ketimpangan kepedulian.

'2. Timpanganya Kepedulian

Ketika Presiden Amerika Serikat mengumumkan pengakuan terhadap Jerusalem sebagai ibukota Israel, media sosial dalam jaringan di sini gempar bukan main. Per detik selalu muncul tulisan di media sosial berupa makian ke Donald Thrump, atau dukungan terhadap Palestina, permintaan dan tekanan terhadap Pemerintah agar memutuskan hubungan dengan AS, bahkan ada yang menggiring ke konflik Agama.

Demo digelar, tangan teracung meneriakkan save Palestina, love Palestina, Amerika kafir, Israel barbar, seruan boikot Amerika. Di pinggir jalan raya bermunculan orang-orang yang memegang kotak kardus bertuliskan for Palestina, meminta sumbangan dari orang yang lewat.

 Doa-doa massal dikumandangkan mendukung dan mendoakan rakyat Palestina, diskusi dan seminar digelar dan dipublikasikan, talk show di TV digelar dan disiarkan. Itu semua adalah baik.

Tetapi tidak ada save Asmat, tidak juga ada demo yang digelar, tidak juga muncul love Asmat, tidak ada tekanan ke Pemerintah, tidak ada kotak dari kardus memungut sumbangan di pinggir jalan, tidak ada doa-doa massal yang digelar, tidak ada seminar dan diskusi, tidak ada talk show yang disiarkan. 

Yang ada hanya BERITA, sekilas berita pagi, lintas siang, berita sore, lintas malam, hanya BERITA, bad news is good news. Saya sangat tidak mengerti mengapa oh mengapa.

Apakah mungkin bahwa iktan bathin dan rasa persaudaraan kita lebih kuat dan lebih besar kepada bangsa yang nun jauh di sana, yang barangkali belum pernah sekalipun kita bersua dengan mereka dan mungkin tidak akan pernah, dibandingkan dengan ikatan bathin dan rasa persaudaraan kita terhadap suku Asmat?. Jika betul begitu, kebhinekaan bukan hanya sudah retak, tetapi sesungguhnya sudah pecah.

Jangan salahkan mereka, jika suatu saat di masa depan, mereka merasa bukan bagian dari kita.

'3. Lie by Data

Pada saat yang sama, pemerintah mengumumkan prestasi yang fenomenal dan spektakuler, yaitu berkurangnya angka kemiskinan tahunan sebanyak sejuta orang lebih sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun