Probabilitas, atau peluang, sering digunakan sebagai sarana untuk mengambil keputusan atau membuat kebijakan yang tepat. Peluang orang berbelanja pakaian seragam lebih tinggi pada awal tahun ajaran baru, Â digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan langkah-langkah agar sesaat sebelum tahun ajaran baru, maka stok pakaian seragam mencukupi dan sudah tiba di toko-toko gangsiran.Â
Contoh lainnya, jika menurut BMG bahwa hari ini peluang terjadinya hujan adalah 51%, maka sebaiknya saya, seorang petani, hendaknya tidak menjemur padi di pekarangan, atau anda sebagai penjual es batangan, mungkin sebaiknya hari ini anda menjual bakso saja. Di saat hujan, bakso lebih laris dibanding es. Hahaaaa ... masa sih petani dan penjual es batangan mesti memahami probabilitas?. Jika mereka tahu, mungkin mereka sudah menjadi pegawai Biro Pusat Statistik negara.
'1. Keunikan Probabilitas
Probabilitas atau peluang itu sungguh unik dan nyentrik. Bahwa hari ini probabilitas terjadi hujan deras adalah 99% tidak dapat diterjemahkan bahwa hari ini hujan pasti deras. Sebabnya adalah kata pasti tidak ada di dalam peluang, bahkan kedua kata itu saling bertolak belakang, saling menihilkan, karenanya kedua kata itu tidak boleh berada pada teks yang sama. Dan syukur, itu pula yang membuat, di dalam peluang kegagalan sebesar apapun selalu terdapat setitik harapan yang lain untuk sukses.Â
Setitik cahaya di ujung terowongan yang gelap itu sudah cukup menjadi penuntun arah menuju ruang yang benderang. Jadi jika ada yang menghitung bahwa peluang anda gagal pada bisnis tertentu mencapai 99%, anda tetap memiliki harapan akan berhasil dengan gemilang, jadi anda tidak perlu langsung memutuskan mundur dari bisnis itu. Peluang gagal sebesar 99% tidak berarti anda pasti gagal, itu menyisakan peluang berhasil yang meski hanya 1%, itu hanya berarti anda perlu mencurahkan daya yang lebih besar dan usaha yang lebih keras. Sesungguhnya tidak seorangpun mengetahui apa maksud dari peluang 99,9%, apalagi hasil akhirnya.
'2. Manfaat Peluang
Jika dikatakan bahwa jalan menuju kota A berliku-liku, menanjak dan mendadak menurun, sisi kiri dan sisi kanan jurangnya sangat dalam, kontur jalan yang licin dan tidak rata, semua keadaan itu membuat peluang terjadinya kecelakaan menjadi sangat besar, anda salah jika karena peluang itu anda memutuskan tidak berangkat ke kota A. Yang paling baik adalah, besarnya peluang terjadinya kecelakaan itu anda gunakan sebagai pemicu meningkatkan kewaspadaan, misalnya memastikan kondisi mobil dalam keadaan sempurna, memastikan kondisi fisik anda sehat dan sempurna.
Tetapi kebalikannya juga berlaku lho. Jika dikatakan bahwa peluang anda berhasil pada bisnis on-line mencapai 99%, berhati-hatilah, sebab peluang gagal 1% justru bisa menjadi realitas, anda gagal total. Peluang berhasil 99% itu dapat menghilangkan kewaspadaan, terutama pada hal-hal kecil yang tampak sepele, sementara orang tergelincir justru karena kerikil kecil, bukan karena batu segede gunung.
Peluang itu tidak jauh beda dengan ramalan. Seorang dukun senior di jagad ilmu gaib meramalkan bahwa dua pemuda, Ciko dan Indro, akan menjadi orang sangat sukses di masa depan. Ciko makin percaya diri, dan karena itu makin giat, makin bekerja keras, agar ramalan itu menjadi kenyataan. Indro lain lagi, dia langsung melakukan hajatan dan syukuran, berkeliling menyombongkan sukses di masa depan itu. Dan saat waktu yang diramalkan itu tiba, Ciko menuai sukses, Indro masih menunggu godot.
Apakah itu berarti ilmu peluang tidak bermanfaat?, ya dan tidak. Untuk petani yang akan menjemur padi, atau penjual es keliling, atau pengusaha konveksi, atau pengusaha konstruksi, ilmu peluang bolehlah bermanfaat. Tetapi tidak untuk karya-karya besar yang hendak kau ciptakan, tidak untuk keseluruhan hidupmu, tidak untuk ketinggian cita-citamu, tidak untuk hasrat membara dalam dirimu.
'3. Hasrat dan Cinta, Mengubah Peluang Menjadi Realitas