KEHENDAK BEBAS
Adanya "kehendak bebas" menjadi salah satu pembeda manusia dengan hewan lainnya, begitu kata filsuf dan begitu yang menjadi keyakinan umum, keyakinan mainstream.
Orang Indonesia tampaknya begitu memaknai "kehendak bebas" itu dan amat bersemangat mengimplementasikannya pada semua bidang di semua waktu di tiap tempat. Terutama, tentu saja yang terlihat dan teramati oleh saya, di Jakarta, ibu dari segala kota di Indonesia.
Di jalan raya, orang-orang Jakarta dari semua strata, strata apapun itu, semangatnya begitu luarbiasa tingginya untuk mengimplementasikan filosofi dasar "kehendak bebas", sangat implementatif dan konsisten. Di persimpangan, hasil resultan dari "kehendak bebas" setiap orang yang hendak melintasi persimpangan itu hanyalah "kemacetan parah, stagnan, berhenti total, klakson yang menderu-deru, makian yang terumbar, dan tensi yang menanjak". Kehendak bebas berubah menjadi kerangkeng.
Ojek on-line bebas melaju perlahan di tengah jalan menghalangi kenderaan di belakang, sambil melihat ponsel dan celingak-celinguk kiri-kanan. Angkutan umum sama dan sebangun. Bahkan mobil sedan mewah Mercedes dan Audi berpenumpang keren berdasi dan kemeja lengan panjang, bebas menelepon sambil menyetir melaju perlahan. Jangan pernah kau coba meng-klakson dari belakang, anda akan dimaki dan dipelototi.
Mobil apa saja bebas berhenti di mana saja dan kapan saja, tak perlu membedakan angkutan umum dengan mobil pribadi semewah apapun, keduanya sami mawon. Parkir?, seluruh bagian jalan adalah lahan parkir. Bahkan kehendak bebas itu menyebabkan orang boleh parkir menutup gerbang masuk ke rumah orang lain, tanpa diiringi rasa bersalah barang seupil.
Sekian persen dari penjara kemacetan di Jakarta bersumber dari implementasi "kehendak bebas" yang sangat bebas dan konsisten.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI