Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Setan (Seri-2 dari 2)

2 November 2016   11:08 Diperbarui: 2 November 2016   11:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Raja setan, dengan terpaksa, harus melakukan sesuatu yang sepanjang masa sangat tabu untuk dilakukan. Berdoa dan mengadu kepada Tuhan. Lantas, apa pasalnya?

Tingkat kesetanan manusia sudah melebihi tingkat kesetanan dari setan itu sendiri. Itu sangat mengkhawatirkan anggota masyarakat setan, dan terutama membuat sangat khawatir raja setan. Rapat kordinasi diadakan, seluruh kepala departemen persetanan diundang untuk menyampaikan keluhan dan kekhawatiran. Satu persatu departemen dipersilahkan berbicara.

Departemen Urusan Wanita:

Instruksi saya ke semua anggota, saat menggoda lelaki manusia inilah yang harus kalian sampaikan : Hai setiap lelaki, tunjukkan dan gunakan kejantananmu saat engkau bertemu dengan seorang wanita, ibu-ibu apalagi masih gadis, di tempat gelap yang sepi, perkosalah mereka.

Tetapi bos, yang terjadi jauh melebihi seperti itu. Bahkan para lelaki kini memperkosa anaknya sendiri, paman memperkosa keponakannya yang masih SD.

Ha? memperkosa anak sendiri, memperkosa keponakan sendiri?, kau yang benar kalau melapor ..

Bos sendiri tidak percaya kan? Itulah, banyak di antara kami anggota departemen ini memiliki anak gadis, kami sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka. Kalau para lelaki manusia sudah berani memperkosa anaknya sendiri, sebentar lagi mereka akan memperkosa anak gadis kami. Maka di dalam rapat ini, kami meminta diberikan laskar khusus untuk menjaga keselamatan anak gadis kami dari penjarahan manusia.

Departemen Perekonomian:

Kami juga begitu, menggoda dan merayu manusia untuk menilep uang yang menganggur saja. Tetapi manusia kini keblablasan, bukan sekedar menilep uang yang menganggur, tetapi bahkan sudah menilep uang yang belum dicetak.

Uang yang belum dicetak?, bagaimana caranya menilep uang belum dicetak?

Begitulah bos, bahkan ahli keuangan dari pihak setan juga sulit memahaminya. Bayangkan bos, uang yang masih tahap pembahasan saat menyusun APBD saja sudah ditilep. Kami dari Departemen Perekonomian menjadi khawatir terhadap keamanan aset-aset yang kita miliki. Bos harus menyediakan pengawas untuk menjaga aset-aset kita itu dari penjarahan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun