Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Flat Earth dan Market Review

25 Oktober 2016   18:19 Diperbarui: 25 Oktober 2016   18:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gagasan bahwa bumi datar dan matahari bergerak mengelilingi bumi adalah dua gagasan lama atau kuno yang diangkat kembali dengan penuh sensasi oleh kaum penikmat Flat Earth. Gagasan baru yang mereka cetuskan adalah bahwa gravitasi itu hoax, satelit itu hoax, nuklir itu hoax.

Pada awalnya saya hendak memposting tulisan yang sedapat mungkin menjelaskan mengapa gagasan bumi bulat jauh lebih berguna dan lebih logis dibandingkan terhadap gagasan bumi datar. Tetapi melihat karakteristik dari komentator yang mendukung gagasan Flat Earth, terpaksa niat saya batalkan dengan alasan tulisan itu tidak akan membantu apapun. Kepada orang yang berpendapat bahwa “semua ilmu dari dunia ini adalah hoax, hanya ilmu dari Tuhan yang benar”, mencoba menjelaskan sebuah gagasan yang berbeda adalah usaha yang mubazir.

Gagasan bahwa bumi datar tentu saja berguna dan penting. Misalnya saat anda membangun rumah, membangun jembatan, bahkan membangun menara yang sangat tinggi mencapai awan, dan semua aktivitas keseharian anda selagi kaki anda berpijak di bumi, semua itu lebih mudah dilakukan dibawah naungan gagasan bahwa bumi datar. Ketika anda bermain sepak bola, tentu sangat tindak nyaman membayangkan bahwa lapangan tempat anda bermain adalah permukaan lengkung. Tetapi sebatas selama anda berpijak di tanah, sebatas itulah gagasan bumi datar berguna. Jika memang anda, penikmat flat earth, tidak berniat menjelajahi alam semesta meskipun hanya di dalam pikiran, petualangan pikiran anda sudah cukup hanya sebatas permukaan bumi saja, sebaiknya gagasan bahwa bumi datar anda pertahankan mati-matian.

Gagasan bahwa matahari yang bergerak mengelilingi bumi (geosentris) juga ada gunanya. Sistem navigasi hingga saat ini masih mengacu ke gagasan tersebut. Itu pilihan logis, sebab setiap pengukuran mensyaratkan adanya sebuah acuan tetap. Selama pikiran dan imajinasi anda hanya berputar-putar di permukaan bumi, atau paling jauh naik sedikit ke atmosfer, maka gagasan bahwa matahari yang bergerak mengelilingi bumi adalah gagasan yang bagus dan berguna, layak dipertahankan.  Tetapi jika pikiran dan imajinasi anda hendak berpetualang melintasi lapisan terjauh atmosfer, maka anda lebih baik meyakini gagasan bahwa bumi yang bergerak mengelilingi matahari.

Mengapa sebuah batu yang jatuh makin mendekati tanah geraknya semakin melaju?. Aristoteles menjawab begini : “semakin dekat batu itu ke tempatnya berasal, semakin gembiralah hatinya, maka semakin bergegaslah dia”. Bagi Aristoteles, orang yang dipuja banyak orang, batu mempunyai hati dan rasa batin kegembiraan. Hal ini mirip dengan rasa batin dari orang yang mudik saat Idhul Fitri atau saat Natalan, makin dekat ke kampung halaman maka makin gembiralah hatinya.

Tetapi para kaum yang memiliki sentimen negatif kepada Aristoteles, tidak boleh langsung memberikan cap bodoh kepadanya. Di masa kehidupannya, gagasan gravitasi belum ada, bahkan gagasan tentang gaya juga belum ada. Kaum Flat Earth yang meyakini bahwa gravitasi adalah hoax, semua anda harus berterimakasih kepada Aristoteles, dan mengangkatnya menjadi pria pujaan hati (kebetulan ganteng). Hanya saja saat membangun rumah ya jangan lagi memakai batu, bukankah batu itu punya rasa?

Mengatasnamakan Albert Einstein dan Stephen Hawking untuk mendukung gagasan tentang ke-hoax-an gravitasi, sampai mengedit poster Einstein segala, itu adalah usaha untuk membuat diri sendiri menjadi bahan tertawaan banyak orang. Kalau Hukum Newton berhasil menjelaskan Efek gravitasi, maka Albert Einstein melalui karya ilmiah “General Relativity” mampu menjelaskan sumber gravitasi itu sendiri. Stephen Hawking mendedikasikan waktu, pikiran, dan imajinasinya untuk menguak misteri di dalam “gagasan lubang hitam”. 

Lubang hitam itu sendiri didefinisikan sebagi sebuah objek super padat, sedemikian padat sehingga gravitasi di permukaan objek sangat besar, sedemikian besar sehingga cahaya saja-pun tidak bisa meloloskan diri dari tarikan gravitasinya. Jadi kedua orang itu sama-sama pakar tentang gravitasi. Jadi usaha anda menggunakan kebesaran nama Einstein dan Hawking untuk mendukung ke-hoax-an gravitasi, benar-benar salah dan tak berguna.

Gagasan Flat Earth bahwa nuklir itu hoax, bukan sekedar gagasan yang salah, tetapi masuk kategori sinting tidak berperikemanusiaan. Bagaimana tidak, mengatakan nuklir hoax sama artinya anda mengatakan korban langsung ledakan bom atom di Hirosima dan Nagasaki adalah hoax, korban kebocoran reaktor Chernobyl adalah hoax, uji coba bom nuklir yang baru saja dilakukan rezim Korea Utara adalah hoax, reaktor eksperimen “Kartika” milik RI adalah hoax, Batan adalah hoax. Antonim dari kata hoax mungkin adalah ahox ….. heheee

Satelit adalah hoax?, saya sudah kehabisan niat mengomentarinya.

Kaum Flat Earth bahkan dengan enteng membuat Illuminati dan Fremason menjadi tertuduh utama yang melakukan konspirasi  untuk menipu seluruh dunia demi kepentingan mereka, dan menginisiasi diri sebagai pembaharu dan pembawa kebenaran. Kini minat saya benar-benar habis tandas.

Tetapi minat atau niat menjadi syarat utama menuju ke sebuah gagasan, jadi minat tidak boleh dibiarkan padam. Sebuah pemikiran yang baru muncul dari benak saya, tentang sebuah organisasi yang hendak saya bangun.

Saya hendak membangun sebuah organisasi, anggota organisasi itu haruslah menjadi orang-orang yang rela dan ikhlas memberikan apapun demi kejayaan organisasi. Bukan hanya sekedar mau mengorbankan nyawa sendiri, tetapi juga rela mengorbankan nyawa orang lain. Setiap anggota percaya mutlak kepada doktrin organisasi, bahkan meski jika doktrin itu tidak masuk akal. Setiap anggota rela melakukan apa saja yang ditugaskan organisasi.

Kini saatnya berpikir, bagaimana merekrut orang yang bisa dengan mudah dicuci otaknya agar menjadi percaya mutlak ke organisasi. Siapa yang harus saya hubungi dan saya dekati?

Aha …. mudah

Aku buat tulisan dan video, isinya harus berlawanan secara frontal terhadap arus utama saat ini. Penjelasan tentang sesuatu pada tulisan dan video itu bahkan harus saya buat tidak masuk akal sehat, bahkan tidak masuk akal bagi anak SD sekalipun, lalu saya posting ke medsos. Ini semacam “market review

Sebulan kemudian saya melihat jutaan komentar tentang tulisan dan video saya. Komentar yang melawan tentu saya singkirkan, komentar yang mengambang saya sisihkan, komentar yang memberikan dukungan ragu-ragu tidak saya pedulikan. Komentar yang mendukung dengan keras dan ngotot, ini catatan penting. Saya buka profilnya, saya catat data-datanya. Kini saya mempunyai daftar siapa yang akan saya hubungi dan yang akan saya dekati, direkrut menjadi anggota organisasi yang saya bangun itu.

Bayangkan, jika tulisan dan video saya yang tidak masuk akal itu didukung dengan sangat kuat, maka pasti mudah bagi saya mengarahkan pikirannya sesuai dengan tujuan organisasi.

Tetapi, ya, mohon jangan tersinggung, ini hanya sebuah gagasan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun