Tidak bisa disangkal bahwa yang kita sebut kitab suci itu bisa disalahgunakan dan memang sering disalahgunakan. Jangankan kitab suci, nama Tuhan Allah saja sering disalahgunakan.
Contoh penyalahgunaan paling mudah terlihat dan paling sering terjadi adalah sumpah jabatan. Untunglah Sumpah Pemuda tidak mengutip dari kitab suci manapun, dan lebih untung lagi karena teks proklamasi diproklamirkan tidak atas nama Allah tetapi atas nama Bangsa Indonesia. Jika kemerdekaan diproklamasikan atas nama Allah, NKRI kemungkinan besar tidak pernah ada.
Sumpah jabatan untuk Bupati, Gubernur, Menteri, Presiden dan Wakilnya, bahkan di semua jabatan birokrasi yang membutuhkan sumpah, selalu atas nama Allah, atau paling tidak atas nama Tuhan YME. Setahun setelah disumpah, KPK mengenakan baju kuning ke badannya dan borgol ke tangannya, korupsi. Bukankah itu menyalahgunakan nama Allah?. Jika saya mengatakan nama Allah dipakai untuk membohongi, apakah artinya bahwa aku mengatakan Allah itu bohong?, astagaa … lantas kalian hendak merajamku, hendak memotong tanganku, hendak menyalibkanku.
Saat musim kampanye pasti banyak kutipan ayat-ayat dari kitab suci beterbangan di udara dan berhamburan ke langit, semua calon melakukan itu. Calon yang memenangkan pilkada disumpah dengan sumpah jabatan yang mengatasnamakan Allah. Setahun kemudian kepala daerah pemenang pilkada itu menjadi penghuni di balik jeruji besi karena kasus korupsi. Pada persidangan bersumpah atas nama Allah, Angelina Sondakh mempersamakan dirinya dengan nabi yang sering dizolimi, Aqil Mochtar menyatakan akan melakukan banding sampai ke Tuhan. Masih kurangkah bukti bahwa ayat-ayat suci dan bahkan Allah sering disalahgunakan?
Seseorang meneriakkan nama allah sebelum memberondongkan pelurunya ke kerumunan massa, orang lain meneriakkan nama Allah sebelum menekan tombol trigger meledakkan bom high eksplosive yang menyebabkan tangan, kaki, dan kepala-kepala manusia beterbangan terpisah. Di Timur Tengah, berapa ribu kali setiap hari nama Allah diteriakkan sebelum peluru ditembakkan untuk membunuh?
Tetapi semua itu tampaknya belum cukup untuk membuka pikiran, bahwa agama, ayat suci dan Allah sering, bahkan terlalu sering disalahgunakan. Agama, ayat suci, dan Allah, bahkan lebih sering disalahgunakan dibanding digunakan dengan semestinya.
Jadi, ketika aku mengatakan bahwa ayat itu dipakai untuk membohongi kalian, maka kalian hendak membunuhku, memotong tanganku, memotong kakiku, mengusirku dari negara ini. kalian tuduh aku mengatakan ayat itu bohong.
Sekali lagi, proklamasi kemerdekaan tidak atas nama allah, tetapi atas nama Bangsa Indonesia.
Apakah tidak ada lagi orang yang paham mengapa begitu?, semua gagal paham?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H