Jika hendak melihat bagaimana hukum ditegakkan di negeri ini, maka lihatlah dan perbandingkanlah antara Bambang W dan Labora Sitorus. Bambang W ditangkap begitu mudah sementara Labora Sitorus sangat sulit dieksekusi. Apa yang membuat keduanya berbeda di mata hukum (atau di mata Polisi)?.
Jika tentang jabatan, jelas Labora kalah jauh dibandingkan dengan Bambang W, tetapi jika tentang gendutnya rekening Bank maka Bambang W kalah jauh dibanding Labora. Untuk sementara kita simpulkan bahwa rekening gendut lebih berpengaruh dibanding jabatan.
Bagaimana Labora dapat mengakumulasi rekening super gendut (seribu tiga ratus miliar rupiah) adalah sesuatu yang menarik. Yang menarik itu bukan rekeningnya, tetapi prosesnya.
Penyelundupan BBM mengharuskan adanya sumber untuk mendapatkan BBM yang hendak diselundupkan, tentu saja sumber yang dimaksud itu harus memiliki banyak BBM, nah siapa itu?. Pertamina.
Transfer BBM dari suatu tempat ke tempat lain membutuhkan banyak truk besar, dan membutuhkan kapal-kapal laut besar. Tentu truk melalui lalu-lintas darat dan kapal laut melewati lalu lintas perairan, dua-duanya jalur itu diawasi Polisi dan polisi perairan. Bagaimana bisa terjadi truk penyelundup dan kapal penyelundup selalu lolos dalam jangka yang lama?. Tanyakan ke polisi di darat dan ke polisi perairan di laut.
Tentu harus ada yang membeli minyak selundupan itu. Kebutuhan BBM yang banyak menjadi alasan untuk mencari BBM gelap yang harganya dijual miring. Siapakah yang membeli BBM gelap itu?, tanyakan ke ….
Jadi, dalam mengakumulasi rekening yang gendut itu, Labora tidaklah makan sendiri. Tetapi bisnis Labora itu adalah bancakan rame-rame dari oknum-oknum aparat yang rakus dan buncit.
Itulah yang membuat Labora sulit dieksekusi. Jangan-jangan nanti dia ini ngomong banyak sehingga rahasia dari sejumlah orang penting menjadi terbongkar. Bambang W tidak memiliki hal seperti itu, maka dia mudah ditangkap.
Labora berhati-hatilah, besar kemungkinan kau dimusnahkan demi rahasia tetap terjaga kerahasiaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H