Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Membutuhkan Sastrawan Negara

2 Juli 2024   07:41 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:28 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa mereka layak mendapatkan status sastrawan negara? Alasan paling utama adalah karena jasa mereka di bidang sastra dan bahasa.  Jadi, mereka sebenarnya adalah seorang pembaharu dan menginginkan Indonesia maju. Karena memberikan kontribusi dalam bidang bahasa tidak banyak orang bisa melakukannya. Hanya para pencipta dan pencinta bahasa yang sanggup melakukannya. Politisi tidak sanggup melakukannya. 

Dari sisi para creator itu, pengangkatan jadi sastrawan negara itu juga penting bagi diri mereka pribadi. Sebab, mereka akan mendapatkan sejumlah fasilitas dari negara. Antara lain, gaji bulanan, fasiltas kesehatan, dan kesempatan menerbitkan karyanya oleh negara. Singkat kata, sastrawan negara itu hidupnya harus sejahtera. 

Kita tahu, banyak sastawan hebat hidupnya melarat di usia tua. Koleksi bukunya banyak, tapi saldo di buku tabungan sedikit. Mereka tidak punya pekerjaan lain, karena mereka profesional dalam menulis, sehingga tidak bekerja tangkap.

Jadi, bisa dipahami jika sebagian dari mereka hidup dalam keadaan "miskin".  Mereka adalah penyair yang hanya bersyair, tidak punya pekerjaan lain. Jasanya tak terhingga untuk kebudayaan dan negara. 

Pemerintah tentu bisa merumuskan kriteria penyair atau sastrawan yang akan dipilih menerima status sastrawan negara. Di daerah, pemda setempat bisa juga mengangkat sastrawan lokal dengan kriteria yang ketat juga. 

Siapa yang berhak mendapat gelar Sastrawan Negara dan bagaimana cara memilihnya, kita bisa menggunakan  kriteria atau membandingkan dengan Malaysia yang telah lebih dahulu mempunyai sistem sastrawan Negara ini. 

Malaysia memberikan sebutan Sastrawan Negara Malaysia pertama kali tahun 1981. Ada panitia yang dibentuk di bawah Dewan Bahasa dan Pustaka, di bawah Kementerian Pelajaran Malaysia, yang bekerja mengurus penyusunan nama yang layak, memilihnya, dan mengusulkan kepada negara. 

Panitia ini bekerja berdasarkan kriteri yang telah disepakati. Merekalah yang memasukkan nama penulis/penyair yang memberikan kontribusi terhadap sastra Melayu. 

Mereka akan meneliti kualitas karya, pengaruh, dan sumbangan mereka terhadap budaya dan bahasa. 

Penyair atau penulis yang terpilih akan menerima uang tunai sebesar RM60.000 atau sekitar Rp210 juta pada kurs Rp3.500. Hadiah tambahan, penyair itu adalah mereka mendapat fasilitas  kemudahan menerbitkan karya hingga mencapai RM500.000.

Ayo, Fadli Zon. Tolong bisikan kapda Presiden terpilih agar mengusulkan undang-undang Sastrawan negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun