Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kita Membutuhkan Sastrawan Negara

2 Juli 2024   07:41 Diperbarui: 3 Juli 2024   07:05 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa lalu Taufiq Ismail ulang tahun Ke-89. Dia masih sehat. Bisa datang ke TIM, dan naik panggung. Pidato sedikit, dan baca puisi. Penyair besar ini juga diminta menyerahkan hadiah untuk anak yang juara baca puisi. 

Itu bagian dari acara Anugerah Sastra & Kebudayaan tahun 2024 untuk Taufiq Ismail. Anugerah itu datang dari Dinas Kebudayaan DKI. 

Taufiq Ismail tampak sering senyum di panggung di sela-sela acara. Mungkin banyak senyum adalah vitamin yang memberikan kekuatan untuk penyair yang menulis lagu Dunia Panggung Sandiwara, dinyanyikan oleh Achmad Albar. 

Fadli Zon berucap di panggung "Taufiq Ismail layak dapat hadiah Nobel". Tentu saja kita amani harapan Fadli Zon ini. Ini doa semua orang Indonesia: agar hadiah Nobel diberikan kepada salah satu putra terbaik Indonesia. Indonesia yang memiliki sejuta penulis dan penyair mestinya mempunyai peluang membawa Nobel ke tanah air. 

Namun baiknya kita bertanya apa yang bisa kita lakukan di tanah air sebelum Nobel datang. Saya kira salah satunya adalah mendorong sastrawan atau penulis terus berkarya lebih baik lagi dan lebih baik lagi, menciptakan kondisi bahwa profesi sebagai sastrawan dan penulis bisa diandalkan untuk hidup. 

Dalam hal ini, harus ada permintaan dari masyarakat bahwa mereka membutuhkan karya sastra untuk makanan rohani. Selain itu, pemerintah bisa mengambil peran menyemangati dunia sastra dengan memberikan penghargaan kepada sastrawan dan penulis. Salah satu yang saya usulkan di sini adalah pemerintah mengangkat Sastrawan Negara. 

Sastrawan negara ini tentu berbeda dengan pahlawan: setelah diberi penghargaan lalu kita lupa atau mereka dilupakan. Tetapi, sastrawan negara itu terus dihidup-hidupkan. 

Karya dan sastrawan itu digelorakan dan digloriakan. Karena itu, pemilihan sastrawan harus dilakukan dengan amat baik, selektif, terbuka, dan bisa dipertanggungjawabkan. Tidak seperti memilih ketua KPK. 

Tentu saja Taufiq layak menerimanya. Sebab, dia memiliki pencapaian yang tinggi sampai saat ini. Dia telah berkarya sejak muda hingga usia 89 saat ini. Sebagian karyanya, sekitar 100 puisi telah dinyanyikan oleh Bimbo, God bless, Chrisye dan lainnya. 

Rasanya saya belum pernah mendengar ada celaan bagi penyair hebat ini. Aklamasi kita sebut Taufiq Ismail hebat dan berkualitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun