Nama Muhammad Nur Jabir tidak bisa dipisahkan dari Maulana Jalaluddin Rumi di Indonesia. Di mana ada Jabir, di situ Rumi hadir sebagai pokok pembicaraan. Â Jabir dan Rumi bisa dikatakan sama-sama seorang yang sangat tertarik pada filsafat.
Di podcast, Jabir bicara tentang Rumi. Tulisannya bertebaran di internet membahas Rumi. Obrolan dengan komunitas, termasuk dengan anak muda, pokok bahasannya, ya, soal Rumi juga.Â
Pantas rasanya Jabir disebut juru bicara Rumi di Indonesia. Dia fasih bicara perihal Rumi sejak masa kecil hingga masa dewasanya.
Jabir  bercerita tentang Rumi, seolah-olah Rumi itu sahabat karibnya masa lalu. Dia bercerita seperti mengisahkan mantannya yang telah tiada. Lengkap dengan kegembiraannya. Dan, detail.
Jabir dulu sempat lari dari agama. Ateis. Dan belum suka sastra. Lalu kembali ke agama setelah bertemu filsafat Islam, Ibn Arabi. Kemudian jatuh perhatian penuh pada Jalaluddin Rumi. Secara kafah.Â
Sekarang Jabir sudah bergelut dengan satra, ya, karena Rumi. Rumi itu bagian dari sastra. Karena itu, orang banyak mengelompokkan Rumi dan Khalil Gibran dalam satu kotak, walaupun mereka hidup di zaman yang berbeda. Semua orang yang menaruh perhatian sastra bisa dipastikan mengenal Rumi, sebagaimana mereka juga mengenal Khalil Gibran.
Jabir mendirikan Rumi Institute, dan jadi direktur  hingga sekarang. Dia menerjemahkan karya besar Rumi Matsnawi 6 jilid ke dalam bahasa Indonesia. Baru selesai 3 jilid. Buku pertama total 305 halaman, berisi 4003 bait. Buku ketiga berisi 4810 bait. Satu buku, Jabir membutuhkan waktu satu tahun untuk menerjemahkan satu jilid. Jadi agar selesai menerjemahkan 6 jilid itu, Jabir butuh waktu sekitar 6 tahun.
Dosen filsafat ini bekerja keras dalam menerjemahkan matsnawi dari bahasa aslinya, Bahasa Persia. Semua penerjemah karya Rumi berusaha keras belajar bahasa Persia. Begitu juga yang dilakukan oleh penerjemah Rumi dari Barat. Jabir sendiri menguasai bahasa Persia setelah belajar 6 tahun, "Cita-cita saya dalam waktu dekat menerjemahkan 6 jilid Matsnawi," katanya.Â
Rumi sendiri menyelesaikan bukunya 6 jilid selama 15 tahun. Total 25.567 bait. Kata Jabir, dia sangat bersemangat menerjemahkan Matsnawi karena selalu menemukan hal yang baru dalam bait-bait Rumi.