Lalu saya teringat sebuah lukisan artificial intelligent Denny JA, yang menyandingkan Presiden Pertama Amerika Serikat George Washington dengan Presiden masa depan Amerika Serikat berupa  satu unit robot. Robot dalam gambar itu  tentu saja lebih canggih dibandingkan Mr Data dalam film Star Trek. Kita tahu, Mr Data sering dimintai pendapat oleh kapten James T. Kirk di film tentang ruang angkasa itu.
Rasa-rasanya, Amerika sedang melangkah ke arah sana. Dan, semakin hari langkah itu semakin cepat untuk mencapai era itu. Jika ini terjadi,  tentu saja banyak perubahan dalam sistem kekuasaan di Amerika. Gejalanya sudah tampak: jabatan presiden tidak menarik lagi, fungsinya berubah menjadi manajer. Satu lagi,  orang lain bisa juga berkuasa tanpa duduk di Gedung Putih. Yaitu, melalui pengaruh dan perusahaannya, serta melalui  media sosial tempat semua orang di bumi berkumpul secara virtual.
Setelah AS melangkah ke arah penggunaan Artificial intelligence dalam mengelola negara, bangsa lain akan mengikutinya. Atau, diam-diam negara maju lain lebih dahulu menyalip di tengah-tengah AS sedang ayik bersiap-siap. Dan pada akhirnya, anak cucuk kita di Indonesia nanti memiliki Robot bernama Nusantara yang berfungsi sebagai manajer Indonesia.
Sudut pandang ini membuat saya bisa memahami mengapa dua singa tua yang lamban itu, Trump dan Biden, sekarang tampil adu debat di depan rakyat Amerika. Padahal dunia sudah mulai ogah melihat pemimpin cara lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H