Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Toleransi pada Jen A.H. Nasution dan Pak Sitepu

17 April 2023   08:25 Diperbarui: 17 April 2023   08:26 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Silakan diminum," kata Pak Nas. 

Pak Sitepu terkesan sekali dengan pelajaran dan praktik toleransi yang diberikan oleh Jenderal Nasution. Mungkin Pak Sitepu melihat realitas hari ini, toleransi beragama dipraktikkan masih berbeda dengan ajarannya yang didengarkannya dari Jenderal Nasution.

Setelah itu, Pak Nas bertanya: mengapa perlu seorang siswa melakukan praktikum kimia di laboratorium kimia? Pak Sitepu merasa anak didiknya bercerita tentang bahwa sekolahnya numpang praktikum di sekolah lain.

Pak Sitepu menjelaskan dengan semangat. Singkatnya begini:  jika tak ada lab kimia, seorang guru akan memperagakan reaksi kimia di depan kelas. Siswa hanya melihat saja reaksi kimia tersebut. Jika ada lab, siswa akan mempraktikkan sendiri reaksi kimia tersebut sehingga dia menjadi terlatih dan mempunyai pengalaman tentang percobaan kimia.  Ini penting untuk siswa. 

Pak Nas lalu menulis surat kepada Ibnu Sutowo, Kepala Pertamina waktu itu untuk mendirikan laboratorium kimia di SMAN 4. Kebetulan, anak Ibnu Sutowo juga siswa SMAN 4. 

Setelah laboratorium berdiri, Pak Sitepu merasa  prestasi siswa SMAN 4 semakin baik.Jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri naik, baik yang melalui tes maupun jalur tanpa tes.

Setelah mendengar cerita Pak Sitepu, saya merasa  hidup akan terasa damai dan indah jika ajaran toleransi dalam kehidupan beragama dipraktikkan lebih luas oleh masyarakat.

Orang yang tak berpuasa mestinya tidak mempengaruhi orang yang berpuasa. Mereka punya hak untuk makan dan minum seperti biasa karena memang dia tidak berpuasa. 

Warung dan resto berbuka saja, sebab tidak semua orang berpuasa. Jika ada yang lewat resto  atau warung makan, orang yang berpuasa mestinya tidak terpengaruh.

Pelajaran kedua yang saya petik adalah mendorong atau membantu anak didik untuk meraih sukses sesuai dengan apa yang diinginkannya. Ini penting juga buat saya sebab saya adalah seorang pengajar juga, walaupun pengajar honorer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun