Tentu saja mental terobos tidak mengandung arti membuat terobosan. Ini berbeda sekali. Â Membuat terobosan adalah cara untuk mencapai hasil dengan cara baru yang lebih efektif dan efisien tanpa mererugikan siapa pun. Terobosan adalah mencari jalan lain yang lebih pendek dan halal. Terobosan bisa disamakan dengan istilah short cut pada komputer.
Nah, para pengemudi yang menerabas jalur transjakarta itu sudah pasti mempunyai mental terobos tadi. Mereka ingin cepat sampai tujuan dengan melawan hukum. Mereka pasti tahu bahwa masuk ke jalur transjakarta adalah perbuatan melanggar hukum.Â
Mereka tidak peduli bahwa jalur transjakarta itu dibuat untuk kepentingan orang banyak. Saat ini jalur transjakarta itu adalah untuk kepentingan satu juta orang di Jakarta dan sekitarnya.
Secara akal sehat saja, kendati tanpa aturan resmi, mestinya para pemakai sepeda motor atau pengemudi mobil tahu bahwa kepentingan sejuta orang lebih tinggi daripada kepentingan para pengemudi motor dan mobil itu.
Karena mereka memiliki mental terobos itu, mereka tidak peduli kepada kepentingan orang banyak. Â Perilaku ini sama dengan apa yang dilakukan oleh para koruptor. Mereka mencuri uang negara untuk kepentingan pribadi.Â
Mereka tidak peduli jika mereka korupsi kualitas proyek yang terkait dengan uang yang mereka curi itu akan rendah, membahayakan, dan pasti akan menghambat pembangunan bangsa ini.
Jadi, mari kita dukung kebijakan Polda DKI dan manajemen Transjakarta untuk menangkap para pengendara sepeda motor serta pengemudi mobil dan memberikan hukuman besar kepada mererka.
Mereka adalah orang-orang yang gagal menghilangkan sifat buruk yang diwariskan oleh generasi  terdahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H