Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Alternatif Mengelola Hewan Qurban

26 September 2014   03:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:30 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga ini memotong hewan qurban di tempat yang khusus dibuat untuk pemotongan hewan agar pemotongan bersih, sesuai dengan kesehatan, dan efisien, dan terjaga.

Setelah dipotong, daging hewan qurban ini dikalengkan.

Setelah dikalengkan baru dibagikan: kepada orang miskin, korban bencana alam, atau pengungsi. Jika tidak habis, daging dalam kaleng tetap awet dan bisa dibagikan lagi pada waktu yang lain.

Agar menciptakan manfaat yang lebih besar, lembaga ini bekerjasama dengan masyarakat dalam memelihara kambing dan sapi. Jadi, lembaga ini memberikan modal kepada peternak di desa untuk merawat sapi atau kambing. Setelah besar, sapi ini dijual kepada lembaga. Untungnya dibagi dua dengan peternak yang membesarkan sapi atau kambing itu.

Dengan cara seperti ini, lembaga qurban itu membuka lapangan kerja di desa dalam jumlah besar.

Selain itu, masyarakat bisa membeli hewan qurban dengan harga yang wajar atau murah.

Jadi semua pihak diuntungkan.

Jika ini dilaksanakan, saya kira berqurban lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan sekarang. Seperti saya katakan di atas, saat ini banyak orang berqurban dan menerima daging qurban hanya untuk fun karena kelebihan pasokan hewan qurban di daerah tertentu.

Semoga pemerintah Jokowi mau membentuk lembaga ini agar berqurban lebih efektif, efisien dan bermanfaat bagi bangsa ini, terutama bagi orang miskin yang jauh dari kota, atau korban bencana alam, dan para pengungsi di mana pun mereka berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun