Mohon tunggu...
Jon Kadis
Jon Kadis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hobby baca, tulis opini hukum dan politik, sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tepung pisang kepok warisan Leluhur, pengalaman nyata !

5 Januari 2023   10:29 Diperbarui: 6 Januari 2023   14:43 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mau dihitung paling murah, ya bisa juga. Jangan hitung biaya mendapatkan buah pisang satu tandan, jangan hitung tenaga untuk iris & jemur. Toples juga begitu, minta saja ke pedagang di kios, di sana terdapat toples bekas isi sosis atau permen yang oleh pemiliknya sudah diisi dalam karung siap dibuang ke tong sampah pasukan kuning. Nah, cukup hitung ongkos penggilingan jadi tepung di Kraeng Ande di Pasar Baru. Berapa ? Cuma Rp.30.000 bro! 

Manfaat tepung pisang kepok

Sekali lagi, apa manfaat tepung pisang kepok? Stamina, restorasi raga, revitalisasi tubuh, penyembuhan ! Ini ramuan tradisional para leluhur sehingga dulu mereka bisa mencapai usia lebih dari 100 tahun. 

Saya sudah buat sendiri awal tahun 2023 ini untuk konsumsi sendiri suami istri selama 6 bulan kedepan. Untuk memperoleh hal itu, kami butuh energi tenaga & pikiran untuk fokus waktu buatnya.  Baru mulai mencoba juga nih bro ! Tidak untuk dijual, berapapun uang anda kalau mau beli. Sehat itu adalah suatu hal yang amat sangat mahal, dan saya sudah mengerjakan sendiri karya termahal ini. Cieeh ! Jika di sisi lain dilihat murah, maka yang murah itu jangan ditemukan, karena kasiatnya bisa jauh melebihi produk Farmasi terkenal sedunia.

Minum obat apapun saat sakit, makan apapun, tidak akan ada gunanya kalau usus tidak ready berstamina untuk memprosesnya. Mesin penggiling untuk semua yang masuk ke perut. Untuk usus pencernaan itulah fokus manfaat dari tepung pisang warisan Leluhur ini, kita sebut saja "made in Leluhur".

Kembali ke ponakan si Paman tadi, sebut saja namanya Nana Titus. Istrinya bernama Nona Tina. Ketika teman-teman mereka berkata, "Bersyukur ya kamu Nana Titus, sembuh. Apa betul kamu benar-sehat?". Bukannya Nana Titus yang menjawab, tapi istrinya, Nona Tina, "Bener... sehaat, bugar, bertenaga, saya merasakan sehatnya itu sepanjang hari, tidak saja malam, tapi kadang juga siang hari !".  Teman mereka tertawa seiring sukacitanya Nana Titus dan Nona Tina. Akirnya teman-teman itu tidak bertanya lagi.

Kalau kita klik di Google, akan ditemukan manfaat tepung pisang kepok ini. Untuk stamina. Suplemen tradisional luar biasa. Obat apapun yang diminum, entah untuk sakit stroke, kanker, deman covid-19 sekalipun, alat pencernaan yang berkualitas sehat ( health quality) akan memprosesnya dengan sempurna. Alhasil bisa sembuh. Usus pencernaan adalah sebagai mesin produksi hidup dalam tubuh, demikian kata para ahli kesehatan.

Jangan meremehkan barang murah ramuan warisan para Leluhur, karena obat mahal produksi Pabrik Farmasi ternama belum tentu menjamin kesembuhan orang sakit. Kalau sudah mati, Pengusaha Farmasi tak akan perduli lagi, ia hanya perduli si sakit karena itu lahan pasaran yang basah & empuk baginya. Perut, perut, usus, usus harus tetap dijaga, bisa dengan bahan murah saja! Mau punya janin yang berkualitas? Kayaknya tidak salah Suami istri konsumsi ini sebelum berhubungan, supaya bibit semai prima. Mau anak tumbuh sehat? Tidak ada salahnya konsumsi tepung pisang kepok ini.

20230105131611-63b65d554addee73f22259c2.jpg
20230105131611-63b65d554addee73f22259c2.jpg
Gambar di atas adalah hasil olahan saya sendiri & istri yang mulai hari ini dikonsumsi. Anda mau ikut? Bikin sendiri. Atau mau membantu sesama? Share gratis tulisan ini kepada semua orang di sekitar anda. Berbagi kebaikan itu akan mendapat pahala. Memelihara tubuh jasmani adalah kewajiban pemiliknya, soal suatu saat meninggal, itu hak Tuhan. 

*** Wassalam, sambil minum TEPUNG PISANG KEPOK di Labuan Bajo. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun