Menurut saya, kata "istri" di ucapan Socrates itu termasuk "suami". Kenapa? Karena ada 2(dua) aktor utama dalam hidup perkawinan. Kata "buruk" itu diartikan sebagai "nafsu badan semata tanpa cinta". Dan, rupanya Socrates punya istri buruk. Atau ia punya istri baik, namun ia melihat sekitarnya terdapat istri buruk. Ada suami baik, tapi istri buruk, dan ada istri cantik (baik), tapi suaminya buruk.Â
Mengapa Socrates menulis 'istri' yang buruk, suami tidak? Karena pada masa hidupnya, kaum wanita itu manusia kelas 2(dua), dan ketika menjadi 'istri', wanita itu tak lebih sebagai pelengkap saja.
Penutup
Perkawinan itu disebut suci, karena argumennya suci. Kebahagian di dalamnya benar-benar ada. Tidak ada kepalsuannya. You have to standby in this side, and God be there. You are happy ! Pure happy. Â You are human, human in the right side, your humanrights is right. Sure !
*** sambil minum kopi "segelas berdua" di Labuan Bajo, Flores, NTT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H