Mohon tunggu...
Jon Kadis
Jon Kadis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hobby baca, tulis opini hukum dan politik, sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Geothermal Wae Sano, antara pemanfaatan dan biarkan apa adanya!

3 Februari 2022   23:30 Diperbarui: 10 Februari 2022   09:14 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Sano Nggoang, Kab.Manggarai Barat,  29/01/31 (Dokpri)

Bagaimana caranya? Tanam pohon. tolak tambang, tolak PLT Geothermal, perlindungan kawasan hutan dan satwa tertentu, dan seterusnya.

Menurut anda, apakah ini berhasil? Gerakan perawatan bumi ini muncul ketika sudah banyak terjadi pertambangan, penebangan pohon dimana-mana  exploitasi dimana-mana. Manusia zaman ini sudah mengkonsumsi hasil pemanfaatannya seperti gas, bahan bakar, besi, aluminium, semen, dan seterusnya. Hasil pertambangan itu memunculkan mobil, pesawat terbang, bangunan tembok, bendungan  dan sebagainya.

Dari kondisi zaman now, tampaknya seruan merawat bumi itu tidak akan berhasil. Paling yang berhasil adalah jenis tambang di tempat yang dominan mencemari kehidupan manusia dan satwa lainnya, tanam pohon, dan lain-lain.

Lebih jauh nih, seruan itu tidak akan berhasil karena justru menolak perintah Sang Pencipta untuk memanfaatkan apa yang tersedia di bumi. Sedangkan tempat yang dilarang adalah tempat nongolnya setan seperti di taman tempatnya manusia pertama itu. Dia baru pergi setelah godaannya berhasil, yaitu manusia "manfaatkan". Ya to!

Cara tepat menjaga keaslian bagian bumi menurut Alkitab

Mau manfaatkan dengan cara apa agar semua ciptaan di bumi terpelihara? Makanlah hanya buah-buahan saja, tidak naik mobil karena cukup dengan jalan kaki saja, tidak naik burung besi, kalau pergi ke pulau lain harus naik perahu kayu. Bila perlu untuk bagian ke-malu-an cukup ditutup dengan dedaunan saja. Atau paling extrim adalah telanjang. Ngeri ! Anda mau?

Geothermal Wae Sano, bagian bumi yang tidak dimanfaatkan?

Lalu rencana PLT Geothermal Wae Sano di Kab.Manggarai Barat, Propinsi NTT? Kelompok yang berseru "merawat bumi" itu menolaknya dengan alasan merusak bumi, merusak manusia, merusak kehidupan. Kelompok penolak ini sehari-hari makan nasi, daging hewan ciptaan, bukan makan buah, pergi ke tempat lain pakai kendaraan yang dibuat dari besi, naik burung besi (pesawat)  tinggalnya di kota, bahkan ada dari mereka buka usaha SPBU untuk jual bahan bakar dari pertambangan minyak  bumi, di rumahnya pakai penerangan listrik, bukan nyala api kayu bakar, pakai hape hasil industri. Pakaian rapi stel dalam dengan ikat pinggang keren, tahu malu, tidak telanjang, minimal tidak ada dedaunan untuk tutup ke-malu-an mereka. Dalam kehidupannya, ternyata para penolak ini memanfaatkan semua hasil dari semua yang ada di bumi.

Masyarakat adat Wae Sano sudah setuju PLT Geothermal

Sesungguhnya seluruh warga Wae Sano saat ini sudah setuju memanfaatkan PLT Geothermal di wilayahnya. Itu yang saya tahu. Hambatan untuk explorasi dan exploitasi PLT Geothermal Wae Sano itu sudah selesai. Uskup sudah setuju. Bank dunia siap kucurkan dana karena semua persyaratan sudah komplit. Ada 9(sembilan) butir tuntutan masyarakat, dirumuskan oleh mereka sendiri, Bupati Edi bawa ke Bank Dunia /Investor, semuanya disetujui. Sekarang tinggal mengikuti schedule pengerjaan. Nah, apanya lagi? Potensi PLT Geothermal Wae Sano bisa mencukupi kebutuhan listrik masa depan, pada saat mana nanti batubara dan fosil sudah tidak cukup tersedia untuk energi listrik. 

Pasal 33 UUD 1945, "bumi, air, dan kekayaan alam di dalamnya dikuasai oleh Negara"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun